CeritaRakyat dari Kalimantan Tengah - Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Kota Palangkaraya. Berdasarkan sensus tahun 2010, provinsi Kalimantan Tengah ini memiliki populasi 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. Memang belum terlalu banyak kumpulan cerita rakyat Nusa Tenggara Timur yang telah kami posting. Namun kami pastikan legenda dri NTT yang ada di blog ini mengandung pesan moral didalamnya. Pada kesempatan kali ini kami membagikan beberapa koleksi dongeng rakyat pendek yang pernah kami posting sebelumnya. Selamat mendongeng dan selamat membaca yah Papa dan Mama. Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur yang Paling Populer Legenda Rakyat Watu Maladong Dahulu kala di Sumba, hiduplah seorang petani yang sehari hari mengerjakan kebun miliknya. Pada suatu pagi, sang petani yang bermaksud melihat kondisi kebunnya sangat terkejut manakala melihat tanaman miliknya hancur berantakan. Ia mengamati sekeliling dan menemukan jejak babi hutan. Sang petani tak habis pikir bagaimana babi babi itu bisa masuk ke dalam kebunnya yang sekelilingnya dipagar tinggi. Pintu masuk kebunnyapun selalu tertutup dan dikunci kalau sang petani pulang ke rumah. Rasa penasaran membuat sang petani memutuskan untuk menunggui kebunnya malam itu. Dengan bekal tombak sakti warisan leluhurnya yang bernama Numbu Ranggata, sang petani duduk diam diatas sebuah pohon sambil mengamati sekeliling. Dugaan petani itu benar. Tak berapa lama ia menunggu, terdengarlah suara sekawanan babi hutan mendatangi kebunnya. Sungguh aneh, kawanan babi itu mampu menembus tembok pembatas kebunnya dengan mudah. Sang petani mengamati seekor babi yang tengah asyik memakan umbi keladi persis dibawah pohon tempat ia duduk. Karena penasaran, sang petani melempar tombak Numbu Ranggata miliknya yang tepat mengenai perut babi sial itu. Sekawanan babi hutan itu langsung pergi meninggalkan kebun begitu mengetahui ada anggotanya yang terluka. Tombak Numbu Ranggata milik sang petani itupun ikut terbawa pergi. Pagi pagi sekali sang petani mulai menyusuri jejak darah dari perut babi yang terluka. Kali ini bukan hanya rasa penasaran yang ada dihatinya, sang petani juga resah karena tombaknya ikut terbawa. Tombak Numbu Ranggata miliknya itu harus kembali. Tombak itu adalah tombak sakti yang diwariskan leluhurnya turun temurun. Lagi lagi timbul keanehan. Jejak darah si babi hutan berhenti di tepi pantai. Sang petani bingung bagaimana mungkin kawanan babi itu datang dari pulau lain. Hal itu membuat sang petani termenung beberapa saat di tepi pantai. Ia tak habis pikir apa yang sebenarnya terjadi. Tiba tiba sang petani dikejutkan oleh sebuah suara yang menyapanya. “Apa yang sedang kau lamunkan hai manusia ?”, tanya seekor penyu yang rupanya bisa bercakap cakap. Lagi lagi sang petani terkejut. Belum pernah ia bertemu dengan hewan yang mampu berbicara layaknya seorang manusia. Meski jantungnya masih berdebar kencang karena terkejut, sang petani menceritakan apa yang dialaminya kepada si penyu. “Aku akan mengantarmu ke pantai seberang jika kau mau”, tawar penyu kepada sang petani. “Aku yakin kau akan menemukan apa yang kau cari disana”, ujarnya lagi. Sang petani semula ragu untuk menerima tawaran penyu besar itu. Namun ketakutannya dikutuk karena telah menghilangkan tombak sakti warisan leluhurnya, membuat sang petani akhirnya setuju. Ia pun segera naik ke punggung penyu. Si penyu bergerak membawa sang petani ke pulau seberang. Setelah menempuh perjalanan sehari semalam, tibalah penyu dan sang petani di sebuah pulau berpantai indah. “Semoga kau menemukan apa yang kau cari disini”, kata penyu seraya pamit kepada sang petani. “Jika kau memerlukanku, panjatlah sebuah pohon di pantai dan berteriaklah kearah laut, aku akan datang menjemputmu”, pesannya lagi. Tak lama kemudian penyu itu kembali berenang ke tengah laut. Sang petani berjalan menyusuri pantai sambil berharap menemukan seseorang tempat ia bertanya. Tak memerlukan waktu lama matanya menangkap sebuah rumah sederhana tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia segera menghampiri rumah itu dan mengetok pintunya. Sang petani berharap empunya rumah bisa memberinya petunjuk. Pemilik rumah itu adalah seorang nenek yang tinggal seorang diri. Setelah memberikan sang petani sedikit makan dan minum, si nenek menanyakan apa maksud kedatangan sang petani ke pulau itu. Ia mendengarkan cerita sang petani sambil terkadang menganggukkan kepala tanda mengerti. “Aku paham ceritamu. Babi babi yang merusak kebunmu adalah babi jadi jadian dari pulau ini”, kata si nenek. “Mereka adalah sekelompok manusia yang mempunyai ilmu gaib. Mereka merupakan orang orang yang menguasai pulau ini ”, tambahnya lagi. Kelihatannya si nenek tahu pasti tentang penduduk pulau tempatnya berdiam. Sang petani sungguh senang karena pertanyaannya tentang babi babi yang merusak kebunnya terjawab sudah. Namun demikian ia tak dapat meninggalkan pulau itu tanpa membawa pulang tombak saktinya, Numbu Ranggata. Beruntunglah nenek yang baik hati itu mau melatih sang petani beberapa jurus ilmu sakti yang ia miliki. Setelah beberapa hari tinggal di rumah nenek itu, sang petani segera pergi ke perkampungan sesuai petunjuk si nenek. Disana ia tinggal sebagai pendatang yang diterima bekerja pada seorang penduduk yang cukup berada. Dari hari ke hari sang petani terus memasang telinganya dengan baik. Ia senantiasa menyimak setiap pembicaraan orang di sekitarnya. Sang petani berharap segera memperoleh informasi yang ia perlukan. Pada suatu malam tanpa sengaja sang petani mendengar percakapan tuannya tentang kepala suku mereka yang sedang sakit. Sudah banyak tabib yang mencoba mengobatinya, bahkan yang didatangkan dari pulau pulau lain, namun semuanya gagal. Sang kepala suku masih saja terbaring sakit. Sang petani memberanikan diri untuk mengobati kepala suku itu. Ia pun memohon bantuan tuannya untuk dibawa ke kepala suku. Sang petani menduga kepala suku dan keluarganya adalah orang orang sakti pemilik ilmu gaib seperti yang diceritakan si nenek. Keesokan harinya, dengan ditemani tuannya, sang petani berhasil menemui kepala suku. Atas ijin keluarga yang mulai putus asa, sang petani diijinkan untuk melihat kondisi kepala suku. Rupanya firasat petani itu benar adanya. Matanya langsung tertuju pada perut sebelah kanan kepala suku yang terus meneteskan darah. Ia teringat akan tombaknya yang menancap di perut seekor babi jadi jadian tempo hari. “Kalau boleh saya menebak, apakah perut bapak tertikam sebilah tombak ?”, tanya sang petani langsung pada kepala suku. Kepala suku dan seluruh anggota keluarganya yang ada di ruangan itu terkejut. Mereka tak menyangka sang petani mengetahui penyebab sakitnya kepala suku. Kepala suku mengangguk perlahan seraya berkata, “Ya, perutku tertikam tombak”, ujarnya pelan. “Jika kau berhasil mengobati lukaku ini, aku akan memberikan apa saja yang kau mau”, janjinya lagi. Kepala suku berharap sang pendatang di kampungnya itu mampu mengobatinya. “Baiklah..”, kata sang petani singkat. “Besok pagi aku akan kembali membawa ramuan untuk bapak minum”, ujarnya lagi. Sang petani dan tuannya segera pamit pulang. Sore itu sang petani datang lagi menemui nenek tua di tepi pantai. Sang nenek memberinya ramuan untuk mengobati kepala suku. “jika kepala suku itu telah sembuh, selain tombak Numbu Ranggata milikmu, mintalah juga batu yang disebut Watu Maladong miliknya. Batu itu mampu menciptakan sumber air dan menumbuhkan tanaman palawija dimana saja yang kau kehendaki”, kata si nenek lagi. Sang petani tertarik sekali atas usul si nenek, iapun menyetujuinya. Si nenek memberinya beberapa jurus ilmu sakti lagi kepada sang petani. Si nenek tahu kepala suku itu tak akan memberikan Watu Maladong dengan cuma cuma. Ia pasti akan mengajak sang petani mengadu kesaktian lebih dulu. Sungguh ajaib, ramuan sakti yang diberikan sang petani kepada kepala suku langsung membuat lukanya sembuh. Kepala suku seketika itu juga merasa dirinya pulih seperti sediakala. Hatinya sungguh senang. Ia sangat berterima kasih kepada sang petani. “Apa yang kau minta sebagai balasan atas jasamu menyembuhkanku ?”, tanya kepala suku kepada sang petani. “Kalau tak keberatan, ada dua permintaanku”, kata sang petani sambil menatap kepala suku. “Aku minta tombak yang menghujam perutmu dikembalikan. Sesungguhnya tombak itu adalah milikku yang merupakan warisan dari leluhurku”, kata sang petani perlahan. Wajah kepala suku merah padam mendengar ucapan sang petani. “Berarti orang ini mengetahui rahasia keluargaku yang bisa menjadi babi jadi jadian”, pikirnya sambil mencoba menahan amarah. “Bukankah ia yang melemparkan tombaknya ke perutku sewaktu aku berwujud seekor babi ?”, ujar kepala suku dalam hati sambil menatap tajam kearah sang petani. “Baiklah..”, kata kepala suku singkat dengan suara bergetar. “Aku akan mengembalikan tombakmu”, katanya singkat. “Lalu apa permintaanmu yang kedua ?”, tanyanya tak sabar. Sang petani semula ragu mengutarakan keinginannya. Tapi mengingat kampung halamannya memerlukan mata air dan tanaman palawija yang bisa tumbuh subur disana, akhirnya ia berkata. “Aku menginginkan Watu Maladong milikmu”, ujarnya dengan suara sedatar mungkin. “kampungku memerlukannya”, tambahnya lagi sambil mengamati reaksi kepala suku. Kepala suku bagaikan disambar petir mendengar permintaan sang petani. “Tentulah orang ini bukan orang sembarangan”, pikirnya mengambil kesimpulan. “Kalau tidak, bagaimana mungkin ia tahu Watu Maladong kepunyaanku ?”, gumamnya perlahan sambil menahan tubuhnya yang mulai gemetar menahan emosi. “Kau tahu kesaktian Watu Maladong milikku bukan ?”, tanya kepala suku. Sang petani mengangguk. “Aku akan memberikannya padamu dengan satu syarat”, ujar kepala suku dengan tegas. “Kau harus bisa mengalahkan kesaktianku lebih dulu”, kepala suku berkata sambil berdiri. “Jika kau setuju, aku menunggumu nanti malam untuk bertempur di tanah lapang belakang rumahku”. Sang petani setuju. Ia kembali ke rumah si nenek di tepi pantai sambil membawa Numbu Ranggata yang dikembalikan kepala suku kepadanya. “Tak usah gentar”, kata si nenek kepada sang petani yang terlihat ragu. “Sesungguhnya kaupun memiliki kesaktian sebagai pemilik Numbu Ranggata”, ujar si nenek pelan. “Kau bisa mendatangkan petir dengan mengarahkan tombakmu ke langit”, lanjutnya lagi. “Petir itu akan menyambar siapa saja yang menjadi lawanmu”. Sang petani mendengarkan kata kata si nenek dengan seksama. “Satu hal yang perlu kau ketahui”, si nenek berkata sambil memandang kearah laut. “Jurus andalan mereka adalah mengguncang bumi. Jangan panik jika bumi mengguncangmu. Diam saja dan menyatulah dengan bumi. Niscaya goncangannya akan segera berhenti”, lanjut si nenek membuka rahasia kepala suku. Setelah mendengar penjelasan si nenek, petani itu yakin dirinya akan menang bertarung melawan kepala suku. Ketika matahari mulai terbenam, ia berangkat menuju rumah kepala suku dengan membawa tombak saktinya. Seluruh keluarga kepala suku telah berkumpul di lapangan belakang rumah mereka. “Lawanlah putra sulungku”, kata kepala suku sambil berdiri menyambut kedatangan sang petani. “Jika kau berhasil mengalahkannya maka itu berarti kau telah mengalahkanku”, katanya seraya menepuk nepuk pundak seorang pemuda yang berdiri di sampingnya. Pertempuranpun dimulai. Setelah beradu kesaktian lewat perkelahian sengit, sang petani dan putra kepala suku sama sama tangguh. Mereka telah bertempur selama dua jam lebih ketika akhirnya putra kepala suku menggunakan jurus andalannya. Ia segera memejamkan mata, menunjuk bumi dengan kedua belah telapak tangannya dan seketika itu juga bumi tempat sang petani berdiri berguncang dengan hebatnya. Sang petani teringat akan kata kata si nenek. Iapun segera berbaring sambil memegang Numbu Ranggata di tangan kanannya. Matanya terpejam, ia membiarkan tubuhnya seolah olah menyatu dengan bumi. Sang petani merasakan bumi terbelah dan ia tertelan bumi. Meski sedikit panik, ia terus memejamkan mata sambil menenangkan diri. Cukup lama sang petani merasakan tubuhnya terguncang sebelum akhirnya guncangan itu semakin berkurang. Kira kira satu jam kemudian sang petani mendapati dirinya berada dalam posisi terlentang di atas tanah tempatnya berdiri. Sang petani bersyukur dirinya baik baik saja. Tak mau membuang waktu, sang petani segera mengarahkan tombak saktinya kearah langit malam. Tak lama kemudian petir menyambar nyambar membelah langit yang gelap. Sinarnya sungguh menyilaukan mata. Sebuah petir yang diikuti suara menggelegar menyambar tubuh pemuda lawannya. Tubuh sang pemuda itu hangus terbakar. Seketika itu juga sang pemuda tewas. Kepala suku dan seluruh keluarganya memekik. Mereka terkejut melihat kematian sang pemuda. Meski menahan kesedihan yang begitu mendalam, kepala suku berjiwa besar dan menerima kekalahannya. Ia menyerahkan Watu Maladong yang sedari tadi dibawanya kepada sang petani. “Batu ini ada tiga”, katanya sambil menyerahkannya kepada sang petani. “Ketiga batu ini akan mengeluarkan air di tempat yang kau inginkan. Ketiganya juga akan menumbuhkan padi, jagung, dan jewawut di tanah kelahiranmu kelak”, tambahnya. Kepala suku dan seluruh keluarganya mengantarkan sang petani ke pinggir desa. Sang petani yang membawa Numbu Ranggata dan Watu Maladong itupun singgah di rumah nenek yang telah menolongnya untuk pamit. Ia memanjat pohon kelapa di depan rumah si nenek dan memanggil penyu yang segera datang untuk membawanya pulang kembali ke Sumba. Ia naik ke punggung penyu dan menghilang di lautan. Watu Maladong yang dibawa sang petani memberikan empat mata air di Sumba yaitu mata air Nyura Lele di Tambolaka, mata air Weetebula di Weetebula, mata air Wee Muu di perbatasan Wewewa Barat dan Wewewa Timur dan mata air Weekello Sawah di Wewewa Timur yang bentuknya menyerupai juluran lidah seekor naga. Ketiganya juga menumbuhkan padi, jagung, dan jewawut di tanah Sumba. Dari berbagai sumber Kumpulan Cerpen Singkat – Dongeng Rakyat Nusa Tenggara Timur Di Pulau Timor, ada seorang petani yang memiliki empat belas anak, tujuh laki-laki dan tujuh perempuan. Hasil kebun mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup karena sering dirusak babi hutan. Petani itu pun menugaskan anak laki-lakinya untuk menjaga kebun. Namun, hanya ada satu anaknya yang pemberani, yaitu Suri Ikun. Suatu malam, kakak tertua mengajak Suri Ikun mencari gerinda milik ayahnya di tengah hutan. Namun saat mencari, Suri Ikun ditinggal sendiri di tengah hutan. Lalu, Para hantu hutan menangkap Suri Ikun. Mereka mengurung Suri Ikun di dalam gua. Pada gua itu ada celah kecil, membuat sinar matahari bisa masuk. Karena kurus, para hantu memberi Suri Ikun makanan agar lekas gemuk. Setelah gemuk, barulah Suri Ikun akan mereka mangsa. Kumpulan Cerpen Singkat Anak Untuk lebih jelas baca posting kami berikut ini Kumpulan Cerpen Singkat – Dongeng Rakyat Nusa Tenggara Timur Contoh cerita rakyat pendek dari Nusa Tenggara Timur Dikisahkan, ada seorang gadis jelita, putri seorang raja, bernama Putri Bete Dou, di Kerajaan Nusa Tenggara Timur. Ia hidup seorang diri di rumah pohon di dalam hutan. Suatu malam ia kedatangan tamu tak diundang. “Siapa di luar? Ada apa gerangan datang ke mari?” Tanya Putri dari balik pintu. “Aku putra raja Kerajaan Loro. Namaku Mare Loro,” jawab Mare Loro. “Suaramu sangat merdu, aku senang mendengarnya. Bolehkah aku masuk?” lanjut Mare Loro penuh kekaguman dan harapan. Putri Bete Dou merasa melayang perasaannya dipuja puji oleh seorang putra raja. Pintu dibuka dan sejenak terdiam kaku seperti tersihir pesona wajah masing-masing. Contoh cerita rakyat pendek NTT Untuk lebih lengkap cerita ini silahkan kunjungi link berikut ini Contoh cerita rakyat pendek dari Nusa Tenggara Timur Cerita Rakyat NTT – Dongeng Nusa Tenggara Timur Tampe Ruma Sani Alkisah pada zaman dulu ada seorang anak perempuan yang suka menguncir rambutnya yang panjang bernama Tampe Ruma Sani. Namanya memang agak sulit, tetapi artinya begitu bermakna untuk masa depannya. Tampe Ruma Sani sudah setahun ditinggal mati oleh ibunya. Kini dia hidup bernama ayah dan adik lelakinya. Karena ayahnya bekerja sebagai nelayan dan adiknya masih sangat kecil, maka hampir semua pekerjaan rumah dilakukan oleh Tampe Ruma Sani. Setiap hari ia bertugas memasak, membersihkan rumah serta ikut menjual hasil tangkapan ayahnya. Meskipun demikian, gadis kecil itu tak pernah mengeluh. Cerita Rakyat NTT Dongeng Nusa Tenggara Timur Cerita lengkap legenda ini bisa diikuti dilink berikut ini Cerita Rakyat NTT – Dongeng Nusa Tenggara Timur Tampe Ruma Sani Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Bete Dou Pada zaman dahulu kala di daerah Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah Kerajaan yang di pimpin oleh seorang Raja yang memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan yaitu Manek Bot dan Bete Dou. Bete Dou adalah seorang putri yang cantik jelita, ia sangat dicintai dan dikasihi oleh Raja dan Permaisuri juga kakak Iaki-lakinya yaitu Manek Bot. Sri Baginda Raja serta permaisuri sangat berharap Putri Bete Dou akan membawa berkah kesejahteraan, mereka memiliki rencana akan memingit Bete Dou supaya selalu terjaga kesuciannya. Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Bete Dou Baca dongeng lengkapnya di link berikut ini Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Bete Dou Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur ini adalah Jadilah anak yang rajin belajar dan mengasah kemampuan, anak yang cerdas dan memiliki berbagai keahlian akan sukses dimasa yang akan baik kepada siapapun dan kapanpun maka kamu akan disukai oleh orang lain. Dan saat kamu mendapatkan kesulitan kamu akan mendapat bantuan dari yang tidak pernah kamu duga sebelumnya. Pranala Luar fanspage ini berisi dongeng dan cerita rakyat Nusantara dan Dunia Channel youtube yang berisi kumpulan dongeng duniaKumpulan Cerita Rakyat KalimantanCerita Rakyat Indonesia CeritaTampe Ruma Sani. Kisah Tampe Ruma Sani ini berasal dari Dompu, salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Alkisah pada zaman dulu, tinggallah seorang anak perempuan bernama Tampe Ruma Sani. Semua orang di kampungnya mengenal dia, sebab setiap hari ia menjajakan ikan hasil tangkapan ayahnya. Ibunya sudah meninggal. Cerita rakyat Putri Mandalika dari Nusa Tenggara Barat NTB menjadi salah satu kisah yang populer di Indonesia Timur. Bila kamu belum tahu, mari simak dongengnya secara lengkap dalam artikel ini!Tak hanya memiliki banyak destinasi wisata cantik, NTB juga mempunyai produk budaya yang beragam. Salah satunya adalah cerita rakyat Putri Mandalika yang diwariskan secara turun-temurun oleh orang-orang di artikel ini, kamu tidak hanya akan menjumpai kisah legendaris dari suku Sasak itu secara lengkap, melainkan juga pembahasan mengenai unsur-unsur intrinsiknya. Tak lupa, ada pula fakta menarik yang barangkali bisa menambah Sudah tak sabar ingin mengetahui cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB? Yuk, langsung saja simak informasinya dalam pembahasan berikut! Semoga dari legenda itu, ada pesan moral yang bermakna yang bisa kamu Rakyat Putri Mandalika dari NTB Sumber YouTube – Dongeng Kita Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan yang berdiri di daerah Lombok. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan adil bernama Raja Tonjang Beru. Ia memimpin kerajaannya bersama sang istri, Dewi Seranting. Dipimpin oleh raja yang mumpuni, rakyat kerajaan ini hidup aman, tentram, dan makmur. Oleh sebab itu, tak heran jika rakyatnya sangat mencintai raja mereka. Kebahagiaan semakin menyelimuti negeri ketika raja dan ratu dikaruniai seorang anak perempuan. Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting memberikan nama Putri Mandalika kepada anaknya yang baru lahir itu. Sang putri tumbuh menjadi pemudi yang cantik jelita dan berkepribadian luhur. Kabar tentang keberadaan putri cantik jelita dengan kepribadian yang luhur pun tersebar ke seluruh negeri. Banyak putra mahkota dari kerajaan-kerajaan lain di Nusa Tenggara yang datang menghadap ke Raja Tonjang Beru. Raja Tonjang Beru dengan senang hati menerima kedatangan tamu-tamu tersebut. “Pangeran, kamu datang dari negeri yang jauh. Kira-kira apa maksud kedatanganmu kemari?” tanya sang raja kepada salah satu pangeran. “Maafkan atas kelancangan saya, Yang Mulia. Hamba sudah mendengar tentang Putri Mandalika yang tak hanya cantik parasnya, tapi juga luhur kepribadiannya. Jika Yang Mulia berkenan, saya bermaksud untuk meminang sang putri sebagai permaisuri,” jawab sang pangeran. “Sebagai seorang ayah, saya tentunya merasa senang dan tersanjung apabila ada pangeran yang ingin menjadikan putri saya sebagai seorang permaisuri. Namun, untuk keputusan akhirnya, saya sepertinya perlu berbincang-bincang dahulu dengan sang putri,” terang Raja Tonjang Beru. “Terima kasih Yang Mulia karena telah mempertimbangkan lamaran saya. Saya akan menunggu keputusan Yang Mulia dengan sang putri,” ujar sang pangeran. “Baiklah kalau begitu. Silakan pangeran beristirahat dahulu di istana khusus tamu kerajaan,” ucap sang raja. Pangeran tersebut kemudian mengundurkan diri. Lamaran dari Para Pangeran untuk Sang Putri Raja Tonjang Beru bertemu dengan belasan pangeran yang hendak melamar putri semata wayangnya. Sang raja kemudian melakukan rapat terbatas dengan istri dan putri kesayangannya. “Mandalika, belasan pangeran dari penjuru negeri datang untuk melamarmu. Ayah tidak akan mengambil keputusan siapa pangeran yang akan menjadi suamimu karena keputusan itu akan ayah serahkan kepadamu,” ujar Raja Tonjang Beru. “Putriku Mandalika, ibu dan ayah akan menyetujui siapa pun pangeran yang kamu pilih sebagai suami. Kami hanya berharap kamu akan mendapatkan suami yang baik hati, bijaksana, dan cinta kepadamu,” jelas Dewi Seranting. Mendengar pendapat dari kedua orangtuanya, Putri Mandalika hanya mengangguk dan mencari waktu untuk menentukan pilihan. Ia tidak serta merta langsung memutuskan siapa pangeran yang akan ia terima pinangannya. Putri Mandalika lalu meminta seluruh pangeran yang melamarnya untuk berkumpul di balairung istana. Wanita ini ingin mengenali satu per satu pangeran yang telah menghadap ke ayahnya itu. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Perdebatan antar Para Pangeran, Ketakutan Sang Putri Sumber YouTube – Dongeng Kita Setelah mencoba mengenali para pangeran itu, Putri Mandalika berpikir keras untuk menentukan pilihan. Namun, ketika sang putri tengah sibuk dengan pemikirannya, terjadi keributan yang disebabkan oleh para pangeran yang ingin menjadi suami Putri Mandalika. “Sang putri pasti akan memilihku. Ayahku adalah raja besar penguasa wilayah utara,” ujar salah satu pangeran. “Tidak. Akulah yang paling cocok menjadi suami sang putri. Ia tidak akan menolakku karena aku adalah putra mahkota dari kerajaan besar di wilayah barat,” jawab pangeran lainnya. “Harapan kalian tidak akan terwujud. Sang putri pasti akan memilihku karena aku adalah pewaris dari kerajaan di wilayah timur yang memiliki armada laut yang sangat kuat,” tukas pangeran yang lain. “Tidak mungkin. Jika sampai kamu atau kamu yang terpilih, aku pastikan bahwa pasukanku akan menyerang kerajaan kalian,” ancam salah satu pangeran. Pangeran yang lain langsung menimpali ancaman itu, “Kamu pikir aku takut dengan pasukanmu?! Tidak sama sekali. Pasukanku memiliki persenjataan yang lebih lengkap.” “Jika kalian berani mengirimkan pasukan ke kerajaanku, bisa aku pastikan bahwa para prajurit dan armada lautku akan menghancurkan seluruh kerajan kalian tanpa sisa,” ujar pangeran yang berasal dari wilayah timur. Mendengar para pangeran yang saling melontarkan ancaman, Putri Mandalika tidak kuat menahan emosinya. Sang putri langsung memerintahkan para pangeran untuk diam dan berhenti berdebat. Dalam benak sang putri, ia tidak mau kalau ada peperangan antar kerajaan hanya karena memperebutkan dirinya. “Pada hari ke-20 bulan ke-10 atau tiga hari dari sekarang, saya mohon para pangeran datang ke pantai pagi-pagi sekali. Saya akan memberikan jawaban atas lamaran yang telah para pangeran sampaikan kepada ayah saya,” pinta Putri Mandalika. Para pangeran menyanggupi permintaan sang putri. Mereka kembali ke tempat peristirahatan masing-masing. Sementara itu, Putri Mandalika pergi bersemedi ke pantai untuk meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa supaya bisa mengambil keputusan bijak. Keputusan Bijak yang Diambil oleh Putri Mandalika Putri Mandalika sudah bisa membayangkan akan terjadi peperangan besar yang akan memakan banyak korban jika ia mengambil keputusan dengan terburu-buru. Ia berharap Yang Maha Kuasa akan memberikan petunjuk untuk bisa menyikapi permasalahan yang sedang ia hadapi. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi hari sekali, belasan para pangeran yang melamar Putri Mandalika berkumpul di tempat yang sang putri pinta. Selain itu, rakyat kerajaan juga berkumpul pinggir pantai yang sama karena penasaran siapa pangeran yang akan dipilih oleh putri kerajaan mereka. Tak lama, tibalah Putri Mandalika bersama Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Mereka berjalan kaki dari istana menuju pinggir pantai yang telah menjadi tempat berkumpul para pangeran dan rakyat kerajaan. Putri Mandalika lalu pergi berjalan menuju karang tempat ia bersemedi beberapa hari yang lalu. Sang putri kemudian menghadap ke arah para pangeran dan berkata, “Wahai para pangeran, tolong dengarkan perkataan saya ini dengan baik karena saya tidak akan mengulanginya.” “Jika aku menerima lamaran dari salah satu pangeran di antara kalian, maka akan ada peperangan yang akan menelan korban jiwa. Padahal aku hanya ingin rakyat kita di negeri ini hidup makmur, aman, dan tentram,” jelas sang putri. Putri Mandalika lalu melanjutkan, “Sungguh saya tidak akan sanggup melihat pertumpahan darah antar kerajaan yang ada di wilayah ini. Para pangeran mungkin masih bisa hidup dengan nyaman, tapi rakyat kalian akan hidup dalam penderitaan akibar dari perang.” “Maka dari itu, saya memilih untuk tidak menerima lamaran dari kalian. Saya ingin kalian semua memiliki saya, tapi tidak sebagai seorang istri. Saya ingin menjadi seseorag yang semua orang bisa miliki. Sebab itulah, saya akan menjadi nyale cacing laut yang bisa berguna untuk semua orang,” ucap sang putri. Asal-Usul Nyale yang Merupakan Jelmaan Sang Putri Tak lama setelah melontarkan pernyataannya, tiba-tiba datanglah ombak besar yang menggulung tubuh Putri Mandalika. Tanpa perlu diperintah, semua pangeran beserta rakyat yang berkumpul di pinggir pantai berenang ke arah dimana tubuh sang putri ditelan ombak. Namun, usaha para pangeran dan orang-orang yang terjun ke dalam air laut berujung sia-sia. Tubuh Putri Mandalika telah hilang dan menyatu dengan laut. Karena kelelahan, mereka pun memutuskan untuk kembali ke bibir pantai untuk beristirahat. Tiba-tiba saja, muncullah ribuan nyale berwarna-warni dari arah laut. Orang-orang yang berada di pinggir pantai itu pun lantas terkejut. Namun, mereka kemudian memahami maksud pesan dari sang putri. Rakyat lalu berbondong-bondong mengambil nyale yang mereka percaya sebagai titisan Putri Mandalika. Nyale-nyale itu warnanya beragam, dari coklat tua hingga hijau. Mereka kemudian memanfaatkan nyale sebagai bahan makanan ataupun dilepas ke area persawahan untuk menyuburkan tanah. Begitulah akhir dari cerita rakyat Putri Mandalika asal NTB. Harapan sang putri untuk bisa menjadi seseorang yang bermanfaat untuk semua orang telah terkabul. Sampai sekarang, cacing-cacing laut itu muncul setahun sekali di area pinggiran Pantai Seger, Kuta, Lombok Selatan. Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Unsur Intrinsik Dongeng Putri Mandalika Sumber YouTube – Dongeng Kita Nah, kamu telah mengetahui kisah lengkap Putri Mandalika dari informasi di atas. Selanjutnya, uraian berikut akan membahas tentang unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam legenda dari suku Sasak tersebut. Yuk, simak! 1. Tema Gagasan utama atau tema dari cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB adalah tentang pengorbanan. Sang putri mengorbankan dirinya sendiri karena tidak mau menjadi alasan timbulnya peperangan antar kerajaan di wilayah Lombok. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada beberapa tokoh yang memiliki peran penting dalam legenda dari Pulau Lombok di atas. Pertama, Putri Mandalika yang digambarkan mempunyai paras yang cantik dan kepribadian yang luhur. Selanjutnya, ada Raja Tonjang Beru yang memiliki watak bijaksana, adil, dan sayang terhadap keluarganya. Ia tidak memaksakan kehendaknya dan percaya kepada pilihan yang diambil sang putri. Dewi Seranting dijelaskan sebagai sosok ibu yang arif dan sayang terhadap keluarganya. Ia adalah ratu yang baik hati dan dicintai oleh rakyat kerajaan. Sementara itu, tokoh para pangeran yang digambarkan dalam cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB ini memiliki beragam watak. Ada yang angkuh, arogan, dan bertindak semaunya sendiri. Ada juga yang mudah tersulut emosi dan bertindak ceroboh. 3. Latar Latar atau tempat kejadian di mana legenda di atas terjadi ada di istana, balairung, pinggir pantai, dan karang tempat sang putri bersemedi. 4. Alur Alur kisah putri kerajaan di Pulau Lombok di atas termasuk alur maju atau progresif. Legenda diawali dengan pengenalan karakter keluarga kerajaan dan kondisi kehidupan di wilayah itu. Selanjutnya, jalan cerita berkembang dengan kehadiran para pangeran dari berbagai kerajaan yang hendak melamar Putri Mandalika. Hal itu menjadi sumber dilema sang putri. Puncak konflik terjadi ketika Putri Mandalika melontarkan penolakannya kepada semua lamaran yang ia terima. Wanita ini tidak mau menjadi alasan kenapa kerajaan dan rakyatnya hidup dalam penderitaan karena para pangeran saling menyerang satu sama lain. Pada akhirnya, sang putri memilih berubah menjadi nyale yang bisa bermanfaat untuk semua orang. Dengan begitu, peperangan yang bisa menumpahkan darah bisa terhindarkan. 5. Pesan Moral Pesan moral atau amanat yang bisa kamu ambil dari cerita rakyat Putri Mandalika asal NTB adalah pengorbanan tanpa pamrih yang ditunjukkan oleh sang putri. Ia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan orangtua dan rakyat yang ia cintai. Selain itu, kebijaksanaan yang ditunjukkan oleh Raja Tonjang Beru juga perlu ditiru. Ia tidak memaksakan kehendaknya dan menyerah seluruh keputusan pernikahan kepada sang putri. Hal yang sama juga dilakukan oleh Dewi Seranting selaku ibu sang putri. Tak hanya unsur instrinsik, kamu juga bisa menyimpulkan unsur ektrinsik dari legenda dari Pulau Lombok di atas. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada saat itu, misalnya saja nilai sosial, moral, dan budaya. Baca juga Legenda Si Tanduk Panjang dari Tanah Batak dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik untuk Disimak Fakta Menarik Sumber Wikimedia Commons – Festival Bau Nyale Kamu sudah mengetahui tentang cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB beserta unsur-unsur intrinsiknya. Namun, belum lengkap rasanya kalau kamu melewatkan ulasan tentang fakta-fakta menarik yang berkaitan dengan legenda itu. Langsung cek saja, yuk! 1. Festival Bau Nyale Festival Bau Nyale adalah acara setahun sekali yang diselenggarakan pada sekitar bulan Februari dan Maret. Kata bau dari bahasa Sasak artinya adalah menangkap, sedang nyale berarti cacing laut. Upacara Bau Nyale dilaksanakan di Pantai Seger, Kuta, Lombok Selatan. Secara tradisi, puncak perayaan upacara ini digelar pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak. Biasanya, perkiraan kedatangan nyale di pantai akan dilakukan oleh para penyamo. Penyamo merupakan orang yang ditunjuk oleh perwakilan dari empat penjuru di wilayah Lombok. Mereka akan membahas kedatangan nyale dengan menggunakan pendekatan perpaduan ilmu perbintangan, maritim, dan angin. Masyarakat di wilayah Pantai Seger sendiri memiliki tradisi unik ketika sedang mengikuti bau nyale. Mereka percaya bahwa mengeluarkan umpatan kasar akan semakin mengundang kedatangan nyale. Festival Bau Nyale tidak hanya dihadiri oleh penduduk setempat, tapi juga menarik perhatian wisatawan dalam ataupun luar negeri. Tak jarang, turis dari luar kota Lombok, seperti Mataram, datang ke festival ini untuk bisa membawa nyale ke rumah. 2. Manfaat Nyale Nyale ternyata mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Cacing laut ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada telur ayam dan susu sapi. Bahkan, hewan yang muncul setahun sekali ini kalsiumnya lebih tinggi daripada susu sapi. Selain itu, nyale bermanfaat sebagai anti diabet alami. Dalam tradisi pengobatan dari Tiongkok sendiri, cacing laut biasa digunakan sebagai obat untuk penyakit tuberkulosis, pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh patogen, dan bermanfaat dalam pengaturan fungsi lambung dan limpa. 3. Kawasan Wisata Mandalika Mandalika menjadi sebutan untuk kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan wisata ini memiliki luas sekitar hektar dan diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK sejak tahun 2017. Mandalika dijadikan sebagai representatif tempat liburan di Lombok yang terdiri dari tujuh spot wisata alam. Sebut saja Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Sereting, Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan, Batu Payung, dan Pantai Gerupuk. Selain itu, ada juga destinasi rekreasi buatan manusia dan beragam fasilitas penginapan untuk para wisatawan dari luar kota. Baca juga Kisah Asal Mula Nagari Minangkabau dan Ulasannya, Bukti Kalau Kekerasaan Bukanlah Segalanya Cerita Rakyat Putri Mandalika dari NTB yang Menghibur Demikian ringkasan legenda Putri Mandalika yang bisa kami rangkum. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk membagikan kisah tersebut kepada orang-orang tersayang? Jika tertarik dengan dongeng-dongeng keren lainnya, kamu bisa sering-sering mengunjungi PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Mentiko Betuah, kisah Telaga Alam Banyu Batuah, dan legenda Putri Pukes. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Sejarah Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Alor yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Alor adalah kabupaten yang terletak di Nusa Tenggara Timur, ibukota dari provinsi ini adalah Kalabahi. Alor merupakan kepulauan disebelah selatan pulau Alor adalah Timor Leste dan Selat Ombay, dibagian Utara Alor berbatasan dengan Laut Flores, di bagian Barat
Asal usul Pulau Nusa merupakan cerita rakyat Kalteng yang akan kakak ceritakan pada malam hari ini. Konon munculnya Pulau Nusa disebabkan satu hewan yang sangat besar dan kuat yaitu Naga. Bagaimana kisah nya? Yuk kita baca bersama-sama. Cerita Rakyat Kalteng Asal Muasal Pulau Nusa Di Kalimantan Tengah Di dekat Sungai Kahayan, hidup seorang laki-laki bernama Nusa. Ia tinggal bersama istri dan adik iparnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, mereka bercocok tanam. Suatu saat, kemarau melanda desa mereka. Kekeringan terjadi dimana-mana. Sungai Kahayan pun lama-kelamaan surut. Tanaman mati, karena kekurangan air. Kemudian, Nusa dan keluarganya pergi meninggalkan desa itu untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Dengan menggunakan perahu mereka mengarungi Sungai Ruhan. Tiba-tiba, di tengah perjalanan, ada sebuah pohon besar yang tumbang, sehingga jatuh melintang di tengah sungai. Perahu Nusa terhambat dan perjalanan tidak dapat dilanjutkan. “Mari kita potong pohon ini, Dik!” ujar Nusa kepada adik iparnya. Mereka berdua mencoba membelah batang pohon besar tersebut. Namun, setelah sekian lama mereka mencoba, belum juga berhasil. Sementara itu, hari semakin sore, mereka belum juga makan. “Aku akan mencari sesuatu ke dalam hutan untuk kita makan. Kau lanjutkanlah pekerjaan ini;” kata Nusa kepada adik iparnya. Lalu, ia masuk ke dalam hutan. Selang beberapa saat, Nusa kembali ke perahu mereka dengan membawa sebutir telur raksasa. “Lihatlah apa yang kubawa! Telur ini cukup untuk mengisi perut kita yang lapar!” kata Nusa, “Cepat rebuslah telur ini!”” Istri dan adik ipar Nusa memandang telur tersebut dengan wajah khawatir. “Bang, lebih balk jangan memakan telur itu. Tidakkah Abang tahu itu telur apa?” kata sang istri. “Aku tidak peduli ini telur apa. Jika kalian tidak mau memakannya, biar aku saja yang menghabiskannya!” Lalu, Nusa merebus telur itu dan memakannya hingga habis. Pagi harinya ketika terbangun dari tidur, Nusa merasakan tubuhnya gatal luar biasa. Muncul bercak-bercak merah. Ia panik dan meminta istrinya membantu menggaruk tubuhnya. Namun, rasa gatal justru semakin menjadi. Bukan hanya itu, bercak-bercak merah itu lalu berubah menjadi sisik-sisik sebesar uang logam di seluruh tubuhnya. Kemudian, adik iparnya pergi mencari pertolongan. °Maafkan Abang, Dik. Rupanya, telur yang Abang makan semalam itu adalah telur naga. Beginiiah jadinya, lama-kelamaan tubuh Abang akan menyerupai naga;” Kato Nusa dengan sedih. Adik ipar Nusa datang bersama serombongan warga. Mereka sangat terkejut melihat keadaan Nusa. Tubuhnya sudah ditumbuhi sisik dari dada sampai ujung kaki. Ukuran t ubuhnya pun semakin lama semakin besar. Panas terik menyengat tubuh Nusa yang dibaringkan di pinggir sungai. “Terik sekali matahari membakar tubuhku. Aku mohon gulingkanlah aku ke sungai,” kata Nusa. Cerita Rakyat Kalteng Asal Usul Pulau Nusa Dengan saling membantu, warga mendorong tubuh Nusa ke dalam sungai. Nusa mmandang langit kemudian bicara kepada istrinya, “Adinda, sebentar lagi akan terjadi badai besar. Lebih baik kau, adikmu, dan para penduduk segera meninggalkan tempat ini. Tinggalkanlah Abang di sini. Ini sudah menjadi takdir Abang. Kita harus berpisah. Maafkanlah Abang;” kata Nusa dengan sedih. Istri Nusa menangis tersedu-sedu, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia pun pergi menyelamatkan diri bersama adiknya dan para penduduk. Benar saja. Menjelang malam, hujan besar melanda daerah itu. Petir bergemuruh dan Sungai Ruhun pun meluap. Tubuh Nusa hanyut terbawa banjir ke Sungai Kahayan. Sampai di muara Sungai Kahayan, Nusa berdiam diri. Ada banyak ikan kecil di sana yang bisa disantapnya. Namun, kehadirannya membuat cemas ikan-ikan di sekitarnya. Hidup mereka terancam. Lalu, mereka berunding mencari cara untuk membuat naga besar itu tidak lama tinggal di sana. “Bagaimana cara kita mengusirnya dari sini, teman-teman?” kata ikan jelawat. “Aku ada ide. Kalian tenanglah, tunggu aku beri aba-aba kepada kalian untuk membantuku.” kata ikan saluang. Sore harinya, Naga Nusa melihat seekor ikan saluang duduk termenung tidak jauh darinya. “Hai ikan mungil, kenapa kau terlihat sedih begitu?” tanya Naga Nusa. Ikan saluang menatap Naga Nusa dengan takut, “Tuan Naga, kemarin aku bertemu dengan seekor naga yang besarnya sama denganmu. Ia tahu kau tinggal di sini. Ia memintaku untuk menyampaikan kepadamu bahwa ia menantangmu berkelahi.” “Apa? Ia berani menantangku? Baiklah! Katakan kepadanya besok aku tunggu di sini.” seru Naga Nusa geram. Keesokan harinya, Naga Nusa sudah menunggu lawannya. Ia mondar- mandir sampai kelelahan, tetapi tak satu pun ikan datang. Bahkan, ikan saluang pun tidak muncul. Nusa pun kelelahan dan tertidur. Melihat Naga Nusa tertidur, ikan saluang yang semenjak tadi bersembunyi berjalan mendekati ekor naga tersebut. Tiba-tiba ia berteriak, “Tuan Naga! Musuhmu datang!” Naga Nusa terkejut dan memutar kepalanya ke arah ekornya, gerakannya mengeluarkan bunyi mendesau yang sangat keras. Nusa mengira bunyi itu adalah bunyi musuhnya, dengan cepat ia menggigit ekornya, karena dikiranya itu adalah musah yang datang Nusa melolong kesakitan. Ikan saluang segera memanggil teman temannya dan bersama-sama menggerogoti luka di ekor Naga Nusa. Nusa semakin kesakitan dan bergerak-gerak sekuat tenaga menghindari gigitan ribuan ikan kecil di ekornya. Lama-kelamaan ia kehabisan tenaga kemudian mati. Semakin hari kerangka naga yang mati tersebut tertimbun dan ditumbuhi pepohonan. Lama-kelamaan kerangka yang ditumbuhi pohon itu semakin luas sehingga membentuk sebuah pulau. Pulau inilah yang dinamakan Pulau Nusa. Letak pulau ini di Sungai Kahayan Pesan moral dari cerita rakyat kalteng Asal Usul Pulau Nusa adalah sebaiknya kita selalu berhati-hati dengan sesuatu yang tidak kita ketahui asal usulnya. Baca Cerita rakyat Kalimantan Tengah lainnya pada artikal kakak berikut ini Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah Buaya dan Naga
PIKIRANRAKYAT - Ketika teks proklamasi selesai ditulis Soekarno, yang harus dilakukan pertama kali adalah memindahkan tulisan tangan itu ke mesin tik untuk diketik ulang. Di masa itu, para pemuda revolusi jarang yang memiliki mesin tik pribadi termasuk Soekarno , yang lebih sering menulis buah pikirannya lewat tulisan tangan di atas kertas.
Banyak sekali cerita rakyat di Negara kita, salah satunya adalah Legenda Pulau Senua. Ada pelajara yang bisa di petik dari cerita rakyat ini. Yuk kita ceritakan untuk si kecil berbagai legenda yang ada di negara kita. Pulau Senua Senoa adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di laut laut Cina Selatan yang berbatasan dengan negara Malaysia timur Kalimantan Utara. Pulau Senua ini merupakan wilayah dari kabupaten Natuna, provinsi Kepulauan Riau. Alkisah pada jaman dahulu di Natuna, hiduplah sepasang suami istri yang selalu didera kemiskinan. Kehidupan mereka tak pernah membaik sejak menikah. Karena ingin merubah nasib, pasangan suami istri itu memutuskan untuk merantau ke Pulau Bunguran yang terkenal akan kekayaan lautnya. Ketika telah tiba di Pulau Bunguran, sang suami yang bernama Baitusen bekerja sebagai nelayan seperti halnya penduduk asli pulau itu. Sehari hari Baitusen mencari kerang dan siput. Sang istri yang bernama Mai Lamah bekerja membantu suaminya membuka kulit kerang yang akan dijual sebagai bahan baku perhiasan. Baitusen dan Mai Lamah sangat kerasan tinggal di Pulau Bunguran. Selain penduduknya yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan terhadap sesama, kehidupan mereka juga lebih baik dibanding sewaktu menetap di Natuna. Baitusen bekerja dengan penuh semangat. Daerah tangkapan siput dan kerangnyapun semakin hari semakin jauh. Semangat Baitusen untuk merubah nasib keluarganya semakin besar takkala Mai Lamah mulai mengandung. Ia tak ingin anaknya nanti menderita seperti yang pernah ia rasakan bersama istrinya. Pada suatu ketika tanpa sengaja, Baitusen menemukan lubuk teripang yang berisi ribuan ekor teripang. Para tetangga menyarankan Baitusen untuk mengeringkan teripang teripang itu dan menjualnya kepada para pedagang yang datang dari Cina. Harga teripang kering di Cina sangatlah mahal. Karena itulah para pedagang Cina bersedia membelinya dengan harga tinggi. Apa yang dikatakan tetangga Baitusen bukanlah isapan jempol belaka. Baitusen memperoleh banyak uang dari hasil penjualan teripang keringnya. Dalam waktu sekejap, Baitusen dan Mai Lamah berubah menjadi orang kaya di Pulau Bunguran. Semenjak itu, Baitusen tak pernah lagi mencari siput dan kerang, Ia terus memburu teripang setiap hari. Uang yang diperolehnya dipergunakannya untuk membeli perahu yang lebih besar. Karena nasibnya yang mujur, Baitusen selalu memperoleh teripang dalam jumlah besar. Hanya dalam waktu singkat, Baitusen dan Mai Lamah terkenal sebagai pedagang teripang yang kaya raya. Kekayaan yang diperoleh suaminya, rupanya membuat Mai Lamah lupa daratan. Bukan hanya dandanannya yang berubah bak seorang nyonya, perangainyapun ikut berubah. Mai Lamah kini bukanlah Mai Lamah yang dulu. Ia berubah menjadi seorang wanita yang sangat sombong dan kikir. Mata hatinya seakan tertutupi oleh silaunya harta. Ia bukan hanya menolak tetangganya yang datang meminta bantuannya, melainkan juga menghina mereka. Teguran Baitusen agar Mai Lamah merubah sikapnya sama sekali tak dihiraukannya. Para tetangga mulai menjauh dari Baitusen dan Mai Lamah. Mereka enggan untuk sekedar bertegur sapa dengan suami istri itu. Meski demikian Mai Lamah tak jua berubah. Ia justru merasa beruntung tak ada lagi orang yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan. Hari berganti hari, waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa tibalah saatnya Mai Lamah untuk melahirkan. Baitusen merasa sangat bingung ketika istrinya itu berteriak teriak kesakitan. Segera saja Baitusen meminta pertolongan kepada para tetangga. Rasa sakit hati membuat tak seorangpun di Pulau Bunguran yang mau menolong, bahkan dukun beranakpun menolak untuk menolong Mai Lamah. Baitusen sungguh tak tega melihat Mai Lamah kesakitan. “Ayolah kita berangkat ke pulau seberang ,dik..”, katanya kepada Mai Lamah. “Abang dengar disana ada seorang dukun beranak…”, tambahnya lagi sambil memapah Mai Lamah. Meski sedang menahan rasa sakit yang luar biasa, Mai Lamah masih saja teringat akan harta bendanya. “Jangan lupa bawa semua emas kita, bang..”, katanya kepada suaminya. Baitusen menurut saja kata kata istrinya. Ia segera mengambil semua emas mereka dan kembali memapah Mai Lamah ke perahu. Baitusen mulai mendayung perahunya. Arus air dari arah pulau yang dituju membuat perahunya berat untuk dikayuh. Belum lagi emas yang mereka bawa membuat perahu itu semakin terasa berat. Meski Baitusen telah mendayung dengan sekuat tenaga, perahunya hanya melaju perlahan. Semakin ke tengah laut, ombak yang datangpun semakin besar. Baitusen mulai kehabisan tenaga. Air laut yang masuk ke dalam perahu membuat Mai Lamah menjerit ketakutan. “Awas bang… kita bisa tenggelam…”, teriaknya panik. Ketakutan Mai Lamah segera menjadi kenyataan. Air laut yang masuk ke dalam perahu semakin deras dan akhirnya membuat perahu itu tenggelam. Legenda Pulau Senua Tubuh Baitusen dan Mai Lamah hanyut terbawa gelombang air laut dan terdampar di pantai Bunguran Timur. Angin kencang dan hujan turun dengan derasnya ketika tubuh sepasang suami istri itu tiba di pantai. Tak terduga kilat menyambar tubuh Mai Lamah yang berbadan dua itu berkali kali dan merubahnya menjadi batu. Seiring berjalannya waktu, batu jelmaan tubuh Mai Lamah bertambah besar dan menjadi sebuah pulau. Oleh masyarakat sekitar pulau yang terletak di ujung Tanjung Senubing, Bunguran Timur itu dinamakan Senua yang berarti satu tubuh berbadan dua. Saat ini Pulau Bunguran terkenal sebagai pulau sarang burung walet yang konon merupakan jelmaan dari perhiasan yang dikenakan Mai Lamah. Pesan moral dari Legenda Pulau Senua adalah janglah menjadi orang yang sombong dan kikir. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita. Oleh karenanya bertingkah lakulah yang baik agar bisa diterima oleh masyarakat. Baca legenda terbaik kami lainnya Cerita Legenda Di Indonesia Asal Muasal Sungai KawatCerita Dongeng Singkat Fabel Tupai dan Ikan GabusContoh cerita rakyat pendek dari Nusa Tenggara TimurContoh Cerpen Anak Dari Legenda Nusa Tenggara TimurCerita Dongeng Anak Pendek Legenda Sari BulanKumpulan Cerita Legenda Dari Nusa Tenggara Barat Batu GologKumpulan Cerita Rakyat Indonesia dari BaliDongeng Anak Indonesia Gede Gusti PasekanCerita Legenda Indonesia – Dongeng Rakyat Yogyakarta Terbaik
Kegiatanbersih sampah di garis pesisir itu adalah bagian dari kegiatan Ekspedisi Maluku yang diadakan sejak 22 Oktober hingga 18 November mendatang. Ridho Slank sedang membersihkan sampah di Pantai Nusa Laut, Maluku, pada Rabu, 11 November 2020. Tempo/Linda Trianita. Kaka dan Ridho menyusuri pantai sepanjang hampir satu kilometer.
KATA PENGANTARAlhamdulillah hirobbil „alamin segala puji bagiALLAH SWT Tuhan semesta alam atas karunia yangtelah ia berikan sehingga penulis bisa menyusun E-Book ini dengan sebaik-baiknya. E-book yangberjudul “Mutiara Nusa Laut” ini dibuat untukmemenuhi salah satu tugas Simulasi KomunikasiDigital oleh Ibu Habibah. E-Book yang berjudul“Mutiara Nusa Laut” Ini dalam penyusunannyapenulis melibatkan berbagai pihak, oleh karena itupenulis mengucapkan banyak terimakasih atassegala dukungan yang diberikan untukmenyelesaikan makalah telah disusun secara maksimal oleh penulis,akan tetapi penulis sebagai manusia biasa, sangatmenyadari bahwa E-Book ini masih mempunyaibanyak kekurangan dan jauh dari kata penulis sangat mengharapkan kritik dansaran yang membangun dari pembaca. Serta E-Bookini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmuserta untuk mempermudah pembaca memperolehinformasi secara cepat karena E-book ini berisikanrangkuman atau resume. I1 Mutiara Nusa LautDAFTAR ISIKATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2BAB I Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Manfaat Penulisan. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7BAB II Profil MARTHA CHRISTINA TIAHAHU. . . . . . Kisah Perjuangan Martha Christina Tiahahu.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Keistimewaan Martha Christina Tiahahu. . 16BAB III Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sumber . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23BAB 1 Latar BelakangPahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkattertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikanoleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yangdianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatannyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjangmasa bagi warga masyarakat lainnya" – atau "berjasasangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dannegara" Kementerian Sosial Indonesia memberikantujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorangindividu, yakni Warga Negara Indonesia yang telahmeninggal dunia dan semasa hidupnya1. Telah memimpin dan melakukan perjuanganbersenjata atau perjuangan politik atau perjuangandalam bidang lain mencapai / merebut /mempertahankan / mengisi kemerdekaan sertamewujudkan persatuan dan kesatuan Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besaryang dapat menunjang pembangunan bangsa dannegara. I3 Mutiara Nusa Laut3. Telah menghasilkan karya besar yangmendatangkan manfaat bagi kesejahteraanmasyarakat luas atau meningkatkan harkat danmartabat bangsa Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannyaberlangsung hampir sepanjang hidupnya tidaksesaat dan melebihi tugas yang Perjuangan yang dilakukan mempunyaijangkauan luas dan berdampak Memiliki konsistensi jiwa dan semangatkebangsaan/nasionalisme yang tinggi. Memilikiakhlak dan moral yang Tidak menyerah pada lawan/musuh Dalam riwayat hidupnya tidak pernahmelakukan perbuatan tercela yang dapat merusaknilai perjuangannya. Pemilihan dijalankan dalamempat langkah dan harus mendapatkanpersetujuan pada setiap tingkatan. I4 Mutiara Nusa LautSebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota ataukabupaten kepada wali kota atau bupati, yangkemudian harus membuat permohonan kepadagubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudianmembuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial,yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yangdiwakili oleh Dewan Gelar; dewan tersebut terdiri daridua akademisi, dua orang dari latar belakang militer,dan tiga orang yang sebelumnya telah menerimasebuah penghargaan atau gelar. Pada langkah terakhir,pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili olehDewan, yang menganugerahi gelar tersebut padasebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta. Sejak2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawanpada tanggal 10 November. Kerangka undang-undanguntuk gelar tersebut awalnya menggunakan namaPahlawan kemerdekaan Nasional yang dibuat padasaat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959kepada politisi yang menjadi penulis bernama AbdulMuis, yang wafat pada bulan sebelumnya. Gelar inidigunakan saat pemerintahan Sukarno. KetikaSuharto berkuasa pada pertengahan 1960-an gelarterbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. I5 Mutiara Nusa LautGelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional jugadianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan padatahun 1965 kepada sepuluh korban peristiwaGerakan 30 September, sementara Sukarno danmantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikangelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peranmereka dalam membacakan ProklamasiKemerdekaan pria dan 15 wanita telah diangkat sebagaiPahlawan Nasional, yang paling terbaru adalahArnold Mononutu, Baabullah, Machmud SinggireiRumagesan, Raden Mattaher,Soekanto Tjokrodiatmodjo, dan Sutan MohammadAmin Nasution pada tahun tersebut berasal dari seluruhwilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagianbarat sampai Papua di bagian timur; Untuk kalipertama Maluku Utara dan Papua Barat memilikiPahlawan Nasional pada tahun 2020, sementaraKalimantan Timur dan Kalimantan Utara samasekali belum memiliki Pahlawan Nasional. I6 Mutiara Nusa Tujuan PenulisanTujuan utama saya membuat E-Book ini adalah Agaranak bangsa zaman sekarang dapat kembaimengenal sosok pejuang yang telah berjasa untukindonesia dan untuk memberitahukan kepadapenerus bangsa yang belum mengetahui salah satutokoh pahlawan bangsa yang sangat pemberani danberjasa semasa hidupnya. Tujuan lain saya membuatE-Book ini adalah untuk memenuhi tugas pelajaranSimulasi Komunikasi Digital pada Materi Manfaat PenulisanDalam penulisan makalah ini sangat bermanfaatbagi kami semua dalam hal mengetahui sejarahtentang Perjuangan Salah satu tokoh PahlawanNasional yatitu Martha Christina Tiahahu,Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahanBelanda. E-Book ini sendiri juga akan membahas danmemberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenaiKisah Perjuangan Martha Christina Tiakalah Tulisanini akan membantu pembaca Kembali mengenal danmengenang pengorbanan serta mengetahui nilaijuang yang telah diberikan dan dikorbankan selamamasa hidup Martha Christina Tiahahu I7 Mutiara Nusa LautBAB 2 Profil MARTHA CHRISTINA TNama Lengkap Martha Christina TiahahuAlias MarthaProfesi Pahlawan NasionalTempat Lahir Nusa Laut, MalukuTanggal Lahir Sabtu, 4 Januari 1800Gugur Laut Banda, 2 Januari 1818Warga Negara IndonesiaBIOGRAFIMartha Christina Tiahahu adalah Pahlawan Nasionalperempuan pertama yang gugur di medan perangsaat bertempur melawan Belanda demimempertahankan tanah Maluku yang kaya akanhasil bumi. Ia lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari1800 dan dibesarkan seorang diri oleh ayahnya,Kapitan Paulus Tiahahu yang merupakan kawan baikdari Thomas Mattulessi atau Kapitan kecil, perempuan yang akrab disapa MarthaChristina ini sering mengikuti ayahnya dalam rapatpembentukan kubu-kubu pertahanan I8 Mutiara Nusa Lauthingga pada akhirnya di usia yang ketujuh belastahun ia turut andil dalam pertempuran melawanBelanda di desa Ouw, Ullath, pulau Saparua. Dalampertempuran itu, ia memimpin pasukan perangwanita dan mengobarkan semangat juang padapasukan agar terus ikut mendampingi pasukan laki-laki dalam perebutan wilayah Maluku dari penjajahhanya berbekal bambu runcing dengan ikat kepalamelingkar di dengan para pejuang tanah Maluku yanglain, Martha Christina cukup membuat kerepotanBelanda. Saat itu, pimpinan Belanda, Richemont,tewas tertembak dalam pertempuran membuatBelanda semakin sengit dalam melancarkan persenjataan lengkap, pasukan Indonesiaberhasil dipukul mundur dan beberapa pentolanpasukan ditangkap untuk dijatuhi hukuman matitermasuk ayah Martha Christina, Kapitan PaulusTiahahu. Mendengar kabar eksekusi yang akandilakukan Belanda terhadap ayahnya, MarthaChristina berusaha untuk membebaskan ayahnyadari hukuman yang dijatuhkan. I9 Mutiara Nusa LautNamun usahanya sia-sia, ayah Martha Christinameninggal dalam eksekusi yang dilakukan Belandaterhadap beberapa pejuang Indonesia di tanahMaluku yang berhasil ayahnya, Martha Christina digiringbersama pejuang lainnya yang tertangkap untukdipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi yangada di pulau Jawa. Namun, dalam perjalanan menujupulau Jawa, tepatnya di kapal Eversten, MarthaChristina melanjutkan aksi pemberontakannyaterhadap Belanda dengan aksi mogok makan danmogok pengobatan. Dalam aksinya tersebut,akhirnya Martha Christina meninggal di perjalananmenuju pulau Jawa pada tanggal 2 Januari kemudian dibuang di laut Banda dannamanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasionalpada tahun 1969. Berkat pengorbanannya tersebut,pemerintah Maluku membuat monumen untukmengenang jasa Martha Nasional menurut SK Presiden RI 1969, tanggal 20 Mei 1969I10 Mutiara Nusa Kisah Perjuangan MarthaChristina TiahahuMartha Christina Tiahahu dilahirkan di AbubuNusalaut pada tanggal 4 Januari 1800 merupakananak sulung dari Kapitan Paulus Tiahahu dan masihberusia 17 tahun ketika mengikuti jejak ayahnyamemimpin perlawanan di Pulau Nusalaut. Padawaktu yang sama Kapitan Pattimura sedangmengangkat senjata melawan kekuasaan Belanda diSaparua. Perlawanan di Saparua menjalar keNusalaut dan daerah sekitarnya. Pada waktu itu,sebagian pasukan rakyat bersama para raja danpatih bergerak ke Saparua untuk membantuperjuangan Kapitan Pattimura sehingga tindakanBelanda yang akan mengambil alih BentengBeverwijk luput dari perhatian. Guru Soselissa yangmemihak Belanda melakukan kontak dengan musuhmengatas-namakan rakyat menyatakan menyerahkepada 10 Oktober 1817 Benteng Beverwijk jatuh ketangan Belanda tanpa perlawanan. Sementara itu, I11 Mutiara Nusa Lautdi Saparua pertempuran demi pertempuran terusberkobar. Karena semakin berkurangnya persediaanpeluru dan mesiu pasukan rakyat mundur kepegunungan Ulath Ouw. Di antara pasukan ituterdapat pula Martha Christina Tiahahu besertapara raja dan Patih dari 11 Oktober 1817 pasukan Belanda di bawahpimpinan Richemont bergerak ke Ulath, tetapiberhasil dipukul mundur oleh pasukan kekuatan 100 orang prajurit, Meyer besertaRichemont kembali ke Ulath. Pertempuran berkobarkembali, korban berjatuhan di kedua belah pertempuran ini Richemont tertembak dan pasukannya bertahan di tanjakan negeriOuw. Dari segala penjuru pasukan rakyatmengepung, sorak sorai pasukan bercakalele. Ditengah keganasan pertempuran itu muncul seoranggadis remaja bercakalele menantang peluru adalah putri Nusahalawano, Martha ChristinaTiahahu, srikandi berambut panjang terurai kebelakang dengan sehelai kain berang kain merahterikat di kepala. Dengan mendampingi sang ayahdan memberikanI12 Mutiara Nusa Lautmenghancurkan musuh, Marta Christina telahmemberi semangat kepada kaum perempuan dariUlath dan Ouw untuk turut mendampingi kaumlaki-laki di medan pertempuran. Baru di medan iniBelanda berhadapan dengan kaum perempuanfanatik yang turut bertempur. Pertempuran semakinsengit katika sebuah peluru pasukan rakyatmengenai leher Meyer, Vermeulen Kringermengambil alih komando setelah Meyer diangkat keatas kapal Eversten. Tanggal 12 Oktober 1817Vermeulen Kringer memerintahkan serangan umumterhadap pasukan rakyat, ketika pasukan rakyatmembalas serangan yang begitu hebat ini denganlemparan batu, para opsir Belanda menyadaribahwa persediaan peluru pasukan rakyat telahhabis. Vermeulen Kringer memberi komando untukkeluar dari kubu-kubu dan kembali melancarkanserangan dengan sangkur terhunus. Pasukan rakyatmundur dan bertahan di hutan, seluruh negeriUlath dan Ouw diratakan dengan tanah, semua yangada dibakar dan dirampok Christina dan sang ayah serta beberapatokoh pejuang lainnya tertangkap dan dibawa kedalam kapal Eversten. I13 Mutiara Nusa LautDi dalam kapal ini para tawanan dari JasirahTenggara bertemu dengan Kapitan Pattimura dantawanan lainnya. Mereka diinterogasi oleh Buyskesdan dijatuhi hukuman. Karena masih sangat muda,Buyskes membebaskan Martha Christina Tiahahudari hukuman, tetapi sang ayah, Kapitan PaulusTiahahu tetap dijatuhi hukuman mati. Mendengarkeputusan tersebut, Martha Christina Tiahahumemandang sekitar pasukan Belanda dengantatapan sayu namun kuat yang menandakankeharuan mendalam terhadap sang ayah. Tiba-tibaMartha Christina Tiahahu merebahkan diri di depanBuyskes memohonkan ampun bagi sang ayah yangsudah tua, tetapi semua itu sia-sia. Tanggal 16Oktober 1817 Martha Christina Tiahahu beserta sangAyah dibawa ke Nusalaut dan ditahan di bentengBeverwijk sambil menunggu pelaksanaan eksekusimati bagi ayahnya. Martha Christina Tiahahumendampingi sang Ayah pada waktu memasukitempat eksekusi, kemudian Martha ChristinaTiahahu dibawa kembali ke dalam bentengBeverwijk dan tinggal bersama guru ayahnya, Martha Christina Tiahahumasuk ke dalam hutan dan berkeliaranI14 Mutiara Nusa Lautseperti orang kehilangan akal. Hal ini membuatkesehatannya suatu Operasi Pembersihan pada bulanDesember 1817 Martha Christina Tiahahu beserta 39orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapalEversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secarapaksa di perkebunan kopi. Selama di atas kapal inikondisi kesehatan Martha Christina Tiahahusemakin memburuk, ia menolak makan pada tanggal 2 Januari 1818, selepasTanjung Alang, Martha Christina Tiahahumenghembuskan napas yang terakhir. JenazahMartha Christina Tiahahu disemayamkan denganpenghormatan militer ke Laut Surat Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969, tanggal 20Mei 1969, Martha Christina Tiahahu secara resmidiakui sebagai Mutiara Nusa Keistimewaan Martha Christina TiSosok Pahlawan Nasional wanita yang berasal dariNusa Laut, Maluku ini adalah tokoh yangsangat gigih memperjuangkan kemerdekaan tempatasalnya. Bahkan aksi pemberontakansudah dilakukannya saat masih berusia remaja,siapa lagi kalau bukan Martha Christina gadis pemberani, Martha tak pernah takutkepada penjajah, sekalipun nyawanya menjaditaruhan. Untuk itu, Martha kerap disebut sebagaisrikandi dari tanah sejarah, Martha lahir di Nusa Laut,Maluku pada 4 Januari 1800. Martha adalah putrisulung dari Kapitan Paulus Tiahahu yang dikenalsebagai salah satu pemimpin tentara rakyat dari National Geographic Indonesia, meskidengan usia yang begitu muda, Martha memilikireputasi yang mampu membuat musuh bergidikketakutanMeski mampu membuat musuh ketakutan,penampilan Martha sehari-hari tidak ada yangmencolok. I16 Mutiara Nusa LautDia seperti gadis biasa. Rambutnya terurai kebelakang dengan kepala berikat sehelai kainberang Merah. Akan tetapi, dalam usia baru 17tahun, Martha telah mendampingi ayahnya angkatsenjata mengusir penjajah. Seperti saatmelindungi Pulau Nusa Laut maupun PulauSaparua pada dengan perjuangan Martha, KapitanPattimura juga ikut mengangkat senjata melawanBelanda di Saparua. Yang mana, perlawanankemudian menjalar ke Nusa Laut dan peristiwa itu, Martha aktif membakarsemangat kaum wanita setempat untuk beranimendampingi kaum laki-laki di medan kata Zacharias dalam buku MarthaChristina Tiahahu 1981, wanita muda itu sangatberpengalaman dalam pertempuran. Marthadisebutkan telah ikut bertempur melawan Belandasebanyak tiga kali. Bahkan, dari seluruhpertempuran yang diikuti Martha, semuanyadilarang oleh sang ayah. Kendati demikian,larangan itu tak digubris Mutiara Nusa Laut“Dalam suasana pertempuran bukan saja ia telahmenolong memikul senjata ayahnya, tetapi jugatelah ikut serta dengan pemimpin perangmengadakan tarian perang dan telahmemperlihatkan kecakapan, keberanian dankewibawaannya,” ujar perwira Belanda Verheul yangdikutip Zacharias. Pada pertempuran tersebut,seorang pimpinan Belanda Richemont dapatdibunuh oleh pasukan Martha. Keungulan strategimembuat pasukan Martha terus mengumandangkanpenyerangan. Belanda yang merasa kehilanganorang terbaiknya tampak tak terima. Buahnya,Belanda menurunkan pasukan penyerangan yangdipimpin oleh Vermeulen Kringer. Belanda terusmenyerang habis-habisan rakyat Maluku. Imbasnya,pertempuran sengit pun tak dapat berjatuhan dari kedua belah persediaan peluru pasukan rakyattelah habis. Sejurus dengan itu, Vermeulen Kringermemberi komando untuk keluar dari kubu-kubudan kembali melancarkan serangan dengan sangkurterhunus. Pada akhirnya, pasukan rakyat mundurdan bertahan di hutan. Lalu seluruh negeri Ulathdan Ouw diratakan dengan tanah, semua yang adadibakar dan dirampok habis-habisan. I18 Mutiara Nusa LautAyahnya, Marha, dan pejuang lainnya tertangkapdan dibawa ke dalam kapal Eversten. Merekadiinterogasi dan dijatuhi hukuman. SemangatMartha kemudian menurun ketika sang ayahmendapatkan vonis hukuman dirinya sendiri hanya mendapatkanhukuman buangan ke Jawa. Rasa sedih Marthasemakin menjadi-jadi ketika ayahnya dihukum matipada 17 November 1817. Martha pun semakinterpuruk dan jatuh sakit. Berkali-kali Marthamenolak untuk meminum obat yang diberikan olehBelanda. setali dengan itu, tubuh Martha kemudiansemakin itu, pada dini hari 2 Januari 1818, Marthamenghembuskan napas terakhirnya di tengahperairah antara Pulau Buru dan Manippa. Sebagaibentuk penghargaan atas jasanya, Marthadianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 20 Mutiara Nusa LautBAB III kesimpulanMartha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut,Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda,Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun adalahseorang gadis dari Desa Abubu di Pulau sekitar tahun 1800 dan pada waktumengangkat senjata melawan penjajah Belandaberumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan PaulusTiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yangjuga pembantu Thomas Matulessy dalam PerangPattimura tahun 1817 melawan Christina Tiahahu tercatat sebagai seorangpejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang putriremaja yang langsung terjun dalam medanpertempuran melawan tentara kolonial Belandadalam Perang Pattimura tahun 1817. Di kalanganpara pejuang dan masyarakat sampai di kalanganmusuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dankonsekuen terhadap cita-cita perjuangannya. Sejakawal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagiandan pantang Mutiara Nusa LautDengan rambutnya yang panjang terurai kebelakang serta berikat kepala sehelai kain berangmerah ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiappertempuran baik di Pulau Nusalaut maupun diPulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir danikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Iabukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberisemangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agarikut membantu kaum pria di setiap medanpertempuran sehingga Belanda kewalahanmenghadapi kaum wanita yang ikut berjuang. Didalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw –Ullath jasirah tenggara Pulau Saparua yang tampakbetapa hebat srikandi ini menggempur musuhbersama para pejuang rakyat. Namun akhirnyakarena tidak seimbang dalam persenjataan, tipudaya musuh dan pengkhianatan, para tokoh pejuangdapat ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yangharus mati digantung dan ada yang dibuang kePulau Jawa. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukummati tembak. Martha Christina Tiahahu berjuanguntuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati,tetapi ia tidak berdaya dan meneruskanbergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkapdan diasingkan ke Pulau Jawa. I21 Mutiara Nusa LautDi Kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahumenemui ajalnya dan dengan penghormatan militerjasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelangtanggal 2 Januari 1818. Untuk menghargai jasa danpengorbanannya, Martha Christina Tiahahudikukuhkan sebagai Pahlawan KemerdekaanNasional oleh Pemerintah Republik Christina TiahahuLahir 4 Januari 1800 Abubu, Nusa Laut, Maluku,Hindia BelandaMeninggal 2 Januari 1818 umur 17 Laut Banda,Maluku, IndonesiaMonumen patung di Ambon, Maluku; patung diAbubuPekerjaan GerilyawanTahun aktif 1817Penghargaan Pahlawan Nasional IndonesiaMartha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut,Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda,Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 Mutiara Nusa Sumber christina-tiahahuI23 Mutiara Nusa LautBiodata penulisNAMA LENGKAp vici fathir susiloEmail [email protected]akun instagram vicifathir68blog Riwayat pendidikanASAL SD SD NEGERI 111 PEKANBARUASAL SMP SMP NEGERI 8 PEKANBARUASAL SMA/SMK SMK NEGERI 4 PEKANBARU BUKU DAN TAUN TERBIT1. Dengarkan curhatku 20192. Antologi puisi rindu tak bertitik 20203. Antologi cerpen angan di atas pena 2021Mutiara NUSA LAUT VICI FATHIR SUSILO
Nahdi sini, kamu bisa menemukan salah satu cerita rakyat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berjudul Batu Golog. Tak hanya menghibur, kisah mengenai orang tua yang kurang bijak dan tidak mau mendengarkan anak ini juga memiliki pesan yang bagus untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pulau Nusa merupakan pulau unik yang ada di Sungai Kahayan dari Pulau Kalimantan. Apakah kamu familier dengan kisahnya? Kalau belum, mari simak legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengan dalam artikel ini!Legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah barangkali belum banyak diketahui oleh orang-orang. Padahal, kisah tersebut sebenarnya juga mengandung pesan bijak yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran kepada artikel ini, terdapat uraian lengkap mengenai dongeng terbentuknya pulau yang berada di Sungai Kahayan tersebut. Selain itu, ada juga ulasan unsur-unsur intrinsik dan fakta menarik yang bisa menambah menambah dengan legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah secara lebih lengkap? Langsung saja simak uraiannya dalam penjelasan berikut, yuk! Semoga saja setelah membaca ceritanya, ada pesan moral yang bisa kamu ambil. Sumber YouTube – Dongeng Kita Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang laki-laki bernama Nusa. Ia tinggal di rumah panggung di pinggir aliran Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah bersama dengan istri dan seorang adik ipar laki-laki. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nusa dan adik iparnya menanam beragam tanaman di kebun yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Tanah yang subur dan sumber air yang melimpah menghasilkan hasil panen yang memuaskan. Sayangnya, kehidupan serba berkecukupan keluarga Nusa tidak bertahan lama. Musim kemarau yang datang membuat air Sungai Kahayan lama-kelamaan surut. Kekeringan itu membuat tanaman-tanaman di kebun mati karena kekurangan air. Supaya tetap bisa makan, Nusa dan adik iparnya kemudian pergi memancing ke sepanjang aliran Sungai Kahayan. Namun, ketika menyusuri sungai, perahu mereka terhalang oleh pohon besar yang jatuh ke tengah-tengah aliran air sungai. Nusa dan adik iparnya kemudian menepi dan berusaha menebang pohon besar itu agar bisa disingkirkan ke pinggir sungai. Sayangnya, pohon besar itu membutuhkan waktu yang lama untuk ditebang sehingga Nusa kemudian memutuskan untuk membagi tugas dengan adiknya. “Dik, kamu yang lanjutkan untuk menebang pohon ini, sedangkan aku akan mencari bahan makanan yang bisa kita makan,” ujar Nusa. “Baiklah, kak. Hati-hati. Aku akan berusaha untuk menebang pohon ini sebelum menyusulmu.” jawab adik ipar Nusa. Nusa lalu berjalan ke arah hutan di pinggir sungai itu dan mulai mencari-cari hewan atau buah yang bisa ia bawa pulang. Ketika berkeliling, ia kemudian melihat sebuah telur putih besar di antara tumpukan batu-batu. Telur Putih yang Membawa Bencana Tanpa berpikir panjang, Nusa membawa telur besar itu ke tempat ia dan adik iparnya menepikan perahu mereka. Ia pun dengan penuh semangat memberitahu benda yang ditemukannya itu kepada sang adik ipar. “Dik, lihatlah apa yang aku bawa! Dengan telur ini, kita tidak perlu bersusah-susah untuk memancing atau mencari bahan makanan untuk hari ini. Ayo pulang, Dik,” terang Nusa Adik ipar Nusa yang sudah kelelahan berusaha menebang pohon besar itu menyambut ajakan pulang kakak iparnya dengan bahagia. Mereka pun kemudian memutar balik perahu mereka untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, diceritakan dalam legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah bahwa Nusa segera menjumpai istri tercintanya untuk memasak telur yang ia bawa. Ia dengan penuh semangat pergi ke dapur di mana istrinya berada. “Istriku, telur besar ini cukup untuk menjadi lauk makan hari ini. Cepatlah rebus telurnya, aku sudah lapar,” pinta Nusa. “Abang, tapi kita tidak tahu itu telur apa. Aku tidak masalah kalau hari ini kita tidak makan yang penting kita tidak memakan telur itu,” jawab istri Nusa. “Aku sudah lapar. Kalau kalian memang tidak ingin memakan telurnya, ya sudah biar aku saja yang menghabiskannya!” sentak laki-laki itu. Nusa lalu meletakkan telur itu ke dalam periuk paling besar yang ada di dapur rumahnya. Ia pun merebus telur itu dengan air mendidih dan memakannya hingga habis. Istri dan adik iparnya hanya bisa memandang Nusa dengan tatapan khawatir. Perubahan dari Manusia Menjadi Naga Keesokan paginya, kejadian aneh terjadi di rumah Nusa. Tubuh laki-laki itu tiba-tiba gatal luar biasa dan pada kulitnya muncul bercak-bercak merah. Nusa kemudian meminta istri dan adik iparnya untuk membantu menggaruk tubuhnya. Bukannya cepat mereda, rasa gatal yang dirasakan oleh Nusa justru semakin menjadi-jadi. Selain itu, muncul sisik-sisik sebesar uang logam dari bercak-bercak merah yang ada di kulitnya. Melihat kondisi kakak iparnya yang semakin parah, adik ipar Nusa kemudian pergi mencari pertolongan. “Maafkan aku telah mengabaikan saranmu, Dik. Seharusnya abang tidak keras kepala dan menuruti permintaanmu untuk tidak memakan telur itu,” ujar Nusa. “Bang, nasi sudah menjadi bubur. Semoga saja penyakit abang ini bisa disembuhkan,” ujar istrinya. Tak lama kemudian, datanglah adik ipar Nusa bersama dengan para tetangga desanya. Rombongan warga itu terkejut melihat keadaan Nusa yang telah berubah menjadi manusia bersisik dari dada hingga ke ujung kaki. Adik ipar Nusan dan rombongan warga itu kemudian berunding untuk mencari solusi. Namun, percakapan mereka terhenti dengan teriakan dari Nusa yang tiba-tiba bertindak seperti orang gila. “Panas, tubuhku panas. Cepat bawa aku ke sungai. Tubuhku rasanya seperti dibakar, cepat ceburkan aku ke sungai!” teriak Nusa. Adik ipar Nusa dan rombongan warga itu kemudian membawa tubuh Nusa ke aliran Sungai Kahayan yang belum mengering. Setelah tercebur ke dalam aliran sungai, tubuh Nusa lama-lama semakin membesar dan berubah bentuk menjadi naga. Baca juga Legenda La Moelu dari Sulawesi Tenggara Beserta Ulasannya, Kisah Seorang Anak Yatim dan Ikan Ajaib Kehidupan Baru Menjadi Naga Nusa Sumber YouTube – Dongeng Kita Naga Nusa lalu meninggalkan pesan kepada adik ipar, istri, dan para warga yang telah membantunya untuk meninggalkannya di sungai. Ia merasakan bahwa akan terjadi badai besar yang nantinya membuat air sungai meluap. “Segera tinggalkan tempat ini. Ini sudah takdir yang harus aku terima dan kita haru berpisah. Maafkan aku,” ujar Nusa. Istri Nusa yang mendengar permintaan suaminya hanya bisa menangis tersedu-sedu. Wanita ini tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya mengucapkan selamat tinggal kepada suaminya. Ia lalu pergi bersama adik ipar dan para warga untuk mencari tempat berlindung. Apa yang dikatakan oleh Naga Nusa benar-benar terjadi. Malam itu, hujan turun dengan deras diserta suara petir yang bergemuruh. Air sungai yang meluap membawa tubuh Naga Nusa hanyut hingga ke muara Sungai Kahayan. Dikisahkan dalam legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah bahwa Naga Nusa berdiam diri dan mulai memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa hidup di muara itu. Beruntungnya, muara sungai itu ternyata menjadi tempat tinggal hidup kawanan ikan dari beragam jenis. Naga Nusa kemudian menjadikan ikan-ikan itu sebagai sumber makanannya. Para kawanan ikan yang mulanya hidup dengan damai, akhirnya berubah hidup dalam ketakutan setelah kedatangan Naga Nusa. Dari sekian kawanan ikan itu, terdapat ikan jelawat dan ikan saluang. Dua ikan ini berunding untuk mencari solusi agar ikan-ikan di muara Sungai Kahayan bisa kembali hidup aman dan tenang. “Bagaimana kita bisa mengusir Naga Nusa dari sini? Kita tidak akan bisa mengalahkan naga besar itu,” ujar ikan jelawat. “Kamu jangan pesimis dahulu. Aku ada ide yang mungkin bisa kita gunakan untuk mengusir naga besar itu,” jawab ikan saluang. Ikan saluang pun menjelaskan idenya kepada ikan jelawat. Setelah mendengarkan penjelasan ikan saluang, ikan jelawat menyanggupi tugas yang mesti ia lakukan. Rencana Ikan Saluang dan Ikan Jelawat Keesokan harinya, ikan saluang pergi menemui Naga Nusa dengan penuh keberanian. Ia sudah menyiapkan pembicaraan yang bisa digunakan untuk mengelabui Naga Nusa. Sesampainya di tempat Naga Nusa beristirahat, ikan saluang segera menghampiri naga itu. “Tuan Naga, kemarin aku berjumpa dengan naga yang ukuran badannya sebesar dirimu. Ia menyuruhku untuk menyampaikan pesan kepadamu bahwa ia ingin menantangmu untuk berkelahi,” ujar ikan saluang dengan pura-pura ketakutan. “Apa kamu bilang? Ada naga lain yang berani menantangku?” tanya Naga Nusa dengan nada geram. “Ada Tuan Naga. Ia bahkan mengatakan akan menjadi penguasa baru di muara Sungai Kahayan setelah menggantikanmu,” jelas ikan saluang. “Baiklah. Aku terima tantangan naga itu. Sampaikan padanya untuk menemuiku besok di sini,” perintah Naga Nusa. “Baik, Tuan Naga,” jawab ikan saluang. Ikan saluang segera menjumpai ikan jelawat tentang perkembangan rencana mereka. Kawanan itu kemudian mengumpulkan ikan-ikan lainnya untuk mengeksekusi lanjutan dari rencana mereka. Keesokan harinya, Naga Nusa menunggu lawannya yang ingin bertarung dengannya. Dengan tubuh besarnya, ia mondar-mandir di sepanjang aliran muara Sungai Kahayan. Namun, pagi berubah menjadi siang tapi naga yang ingin menantang Naga Nusa tak kunjung datang. Ikan saluang yang memberitahunya soal tantangan itu juga tidak datang. Naga Nusa pun tertidur karena kelelahan. Terbentuknya Pulau Nusa Ternyata, ikan saluang yang sedari tadi ditunggu kedatangannya oleh Naga Nusa bersembunyi di dekat naga itu. Ikan itu lalu berenang mendekati ekor Naga Nusa. “Tuan Naga! Bangunlah! Lawanmu sudah datang!” teriak ikan saluang dengan tiba-tiba. Naga Nusa yang masih dalam keadaan tidur tentu saja terkejut dan memutar kepalanya ke arah ekornya. Tanpa berpikir panjang, ia menginggit ekornya sendiri yang ia kira sebagai lawannya. Saking kuatnya gigitan Naga Nusa, ekornya pun terputus. Rasa sakit yang tak terkira menjalar ke seluruh tubuhnya. Ketika naga besar itu tengah melolong kesakitan, ikan saluang segera memanggil teman-temannya untuk menggerogoti ekor Naga Nusa yang telah terluka. Gigitan dari kawanan ikan itu semakin membuat Naga Nusa kesakitan. Ia berusahan dengan sekuat tenaga untuk berenang menjauh dari kawanan ikan itu. Namun, kawanan ikan itu tidak mau menyerah dan terus mengejar dan menggigiti ekor sang naga. Naga Nusa yang telah kehilangan banyak darah tidak bisa berbuat apa-apa selain berenang tanpa henti. Namun, naga besar itu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya karena kelelahan dan sudah kehabisan energi. Kawanan ikan-ikan itu merayakan kemenangan mereka dan kembali hidup dengan damai. Sementara itu, mayat Naga Nusa lama-kelamaan digerogoti oleh ikan-ikan di sungai dan tersisa kerangkanya saja. Kerangka naga besar itu lalu ditumbuhi oleh beragam tumbuhan dan menjadi gundukan tanah yang lama-lama menjadi sebuah pulau. Oleh masyarakat setempat, pulau itu dikenal sebagai Pulau Nusa. Begitulah legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah. Baca juga Kisah Patani Darussalam dan Ulasan Lengkapnya, Cerita Seorang Raja yang Suka Berburu Binatang Unsur Intrinsik Asal Mula Pulau Nusa Sumber Wikimedia Commons – Peta Sungai Kahayan Setelah menyimak uraian lengkap tentang cerita rakyat terbentuknya Pulau Nusa, rasanya belum lengkap kalau kamu tidak sekalian mengetahui beragam unsur intrinsik dalam legendanya. Simak informasinya dalam penjelasan berikut 1. Tema Tema atau inti cerita dalam legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah adalah tentang kecerobohan. Tokoh utama berubah menjadi naga setelah mengabaikan peringatan istrinya. Setelah itu, ia mati karena tindakannya sendiri. 2. Tokoh dan Perwatakan Beberapa tokoh yang mempunyai peran dalam pengembangan kisah dari Kalimantan Timur di atas adalah Nusa, istri, adik ipar, para warga, ikan saluang, dan ikan jelawat. Baik dalam versi manusia ataupun naga, Nusa memiliki karakter yang keras kepala, ceroboh, dan sombong. Sementara itu, istri Nusa merupakan seorang wanita yang peduli dan cinta dengan suaminya. Adik ipar Nusa juga merupakan seorang laki-laki yang bisa diandalkan, pekerja keras, dan bertanggung jawab. Para warga yang dimintai tolong oleh adik ipar Nusa tidak serta merta langsung menghakimi Nusa. Mereka ikut membantu mencari solusi dan menghormati keputusan Nusa untuk ditinggalkan di sungai. Dalam cerita rakyat Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah, ada ikan saluang yang memiliki watak cerdas dan bijaksana. Sedangkan untuk ikan jelawat sendiri merupakan tokoh hewan yang bisa diajak bekerja sama dan dapat dipercaya. 3. Latar Tempat atau latar di mana kisah naga di atas terjadi berada di dapur, rumah Nusa, dan aliran sungai Kahayan. Untuk di kawasan sungai sendiri, area muara menjadi latar di mana Naga Nusa menghabiskan sisa hidupnya. 4. Alur Jalan cerita atau alur dari cerita rakyat asal Kalimantan Tengah singkat di atas adalah alur maju atau progresif. Kisah dimulai dengan pengenalan karakter Nusa, istri, dan adik iparnya. Konflik mulai terjadi ketika Nusa mengabaikan permintaan istrinya yang membuatnya berubah menjadi naga. Setelah hidup menjadi naga di muara Sungai Kahayan, Naga Nusa ternyata menjadi pemangsa yang ditakut-takuti oleh ikan-ikan. Pada akhirnya, hewan besar itu menemui ajal karena kecerobohannya sendiri. 5. Pesan Moral Amanat atau pesan moral yang dapat diambil dari asal mula Pulau Nusa adalah untuk bersikap hati-hati dan bisa bersikap bijak ketika dihadapkan pada suatu permasalahan. Jika saja Nusa tidak keras kepala dan menuruti permintaan istrinya, barangkali ia bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan keluarga tercinta. Sementara itu, ikan saluang dan ikan jelawat memberikan pelajaran bahwa kerja sama diperlukan untuk bisa mewujudkan tujuan bersama. Dengan kecerdikan dan gotong royong, mereka bisa mengalahkan naga yang tubuhnya lebih besar dari tubuh mereka. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ektrinsik yang bisa kamu jumpai dari kisah asal Kalimantan Tengah di atas. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat setempat, seperti nilai sosial, budaya, dan moral. Baca juga Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang Fakta Menarik Sumber Wikimedia Commons – Sungai Kahayan Jika sebelumnya menyimak tentang legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah beserta unsur-unsur intrinsiknya, kali ini kamu perlu mengetahui apa saja fakta menarik dari kisah tersebut. Yuk, simak informasinya dalam uraian berikut 1. Sungai Kahayan Sungai Kahayan yang menjadi latar dari asal mula Pulau Nusa memiliki panjang kurang lebih 600 km dengan kedalaman air kira-kira 7 m. Sering juga disebut dengan Sungai Dayak Besar, sungai ini merupakan salah satu sungai panjang di Pulau Kalimantan. Masyarakat memanfaatkan keberadaan Sungai Kahayan sebagai jalur transportasi. Selain itu, sungai yang membelah kota Palangka Raya ini juga digunakan sebagai tempat wisata susur sungai karena menyajikan pemandangan alam yang asri. Selain itu, deretan rumah suku Dayak yang berada di pinggiran sungai juga menjadi pemandangan unik tersendiri. 2. Diangkat Menjadi Video Animasi Singkat Cerita rakyat Pulau Nusa merupakan salah satu legenda yang diangkat menjadi video animasi singkat. Animasi itu bisa menjadi cara alternatif untuk anak-anak yang lebih suka belajar melalui media visual. Apabila kamu mencari video animasi yang tidak hanya menghibur tapi juga berisi pembelajaran yang berharga, animasi asal mula Pulau Nusa bisa menjadi jawabannya. Kamu bisa menemukannya dengan mudah di platform YouTube. Baca juga Legenda Putri Gading Cempaka dari Bengkulu, Pesan tentang Menuruti Nasihat Orang Tua Legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah sebagai Dongeng Pengantar Tidur Begitulah kira-kira uraian mengenai kisah asal mula terbentuknya Pulau Nusa yang berasal dari Kalimantan Tengah. Semoga saja informasi dan penjelasan di atas bisa menjawab rasa penasaranmu tentang pulau yang berada di Sungai Kahayan tersebut. Selain legenda ini, masih banyak cerita rakyat lainnya yang bisa kamu jumpai di PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Sangkuriang, kisah Reog Ponorogo, dan asal usul Danau Dendam Tak Sudah. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Ceritarakyat Batu Menangis yang menceritakan seorang ibu yang memiliki anak perempuan cantik ini berasal dari Kalimantan Barat. Sayang sekali, anak tersebut sangat angkuh dan pemalas. Suatu hari, sang ibu mengajak anak pergi ke pasar dan anak tersebut mengatakan bahwa ibunya adalah pembantu, sang ibu pun sedih dan berdoa agar anaknya dihukum, anak tersebut pun berubah menjadi batu dan menangis.
.
  • vmqed77mp9.pages.dev/62
  • vmqed77mp9.pages.dev/279
  • vmqed77mp9.pages.dev/126
  • vmqed77mp9.pages.dev/31
  • vmqed77mp9.pages.dev/241
  • vmqed77mp9.pages.dev/361
  • vmqed77mp9.pages.dev/178
  • vmqed77mp9.pages.dev/12
  • vmqed77mp9.pages.dev/131
  • cerita rakyat dari nusa laut