Sifatfisis: suatu logam ialah bagaimana keadaan logam itu apabila mengalami peristiwa fisika,misalnya: terkena pengaruh panas dan pengaruh listrik,dari sifat fisis ini dapat di tentukan titik cair suatu bahan dan titik didihnya,sifat menghantarkan panas,keadaan penguaian pada waktu menerima panas dan bentuk perubahan karena panas
Jakarta Apakah kamu sering melihat besi atau logam lainnya berkarat? Itu adalah peristiwa korosi. Penyebab korosi sendiri adalah reaksi elektrokimia, antara logam dan lingkungan sekitar yang bisa merusak logam. 12 Cara Menghilangkan Karat pada Besi, Ampuh dan Mudah Dipraktikkan 8 Cara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya HCl adalah Larutan Akuatik dari Hidrogen Klorida, Kenali Kegunaannya Logam pada umumnya memiliki kondisi energi yang tinggi. Energi tinggi tersebut adalah hasil dari proses produksi logam tersebut. Hal ini membuat logam menjadi rentan terkena korosi. Logam memiliki kecenderungan untuk kembali ke bentuk awalnya. Lingkungan korosif yang sesuai bisa mendorong logam untuk kembali kebentuk awalnya. Mengutip dari situs Rumah Belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, pada umumnya peristiwa korosi merupakan proses elektrokimia yang berlangsung dalam lingkungan yang mengandung air. Suatu logam akan mengalami korosi jika pada permukaan logam terdapat lapisan yang bertindak sebagai anoda dan lapisan lain yang bertindak sebagai katoda. Ada berbagai penyebab korosi yang bisa merusak logam. Pada umumnya korosi terjadi karena terjadinya kontak antara logam dan air yang menyebabkan logam menjadi berkarat. Lalu faktor apa saja yang menjadi penyebab korosi? Berkut ini adalah faktor-faktor penyebab korosi yang dirangkum oleh dari situs Rumah Belajar milik Kemendikbud, Rabu 27/7/2022Seorang desainer asal Rusia, Andrey Kazantsev, berhasil membuat patung hewan dari Poligon Logam dengan bentuk geometris. Ia mengaku mendapatkan inspirasi untuk membuat patung-patung tersebut dari kesehariannya sebagai mekanik di toko sepeda Korosi Pada LogamCara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya. Sumber sumber, ada setidaknya 7 faktor penyebab korosi yang bisa merusak logam atau besi. Berikut ini adalah beberapa faktor tersebut A. Kontak langsung logam dengan H2O dan O2 Faktor penyebab korosi yang pertama adalah adanya kontak langsung antara logam dengan H2O dan O2. Hal ni disebabkan karena logam besi kandungannya tidaklah murni. Logam tersebut memiliki kandungan karbon yang tercampur di dalamnya yang masuk ketika proses pengolahan. Kandungan atau campuran karbon dalam besi tidak menyebar dengan rata yang menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logan dan atom karbon. Saat logam kontak langsung dengan air, maka oksigen dari udaya yang larut dalam air akan tereduksi. Selain itu, air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin tingginya jumlah H2O dan O2 yang mengalamikontak langsung dengan permukaan logam, semakin cepat pula proses korosi pada permukaan logam tersebut berlangsung. B. Keberadaan zat pengotor debu, cairan, dan lumpur Penyebab korosi yang berikutnya ialah adanya zat pengotor seperti debu, cairan, dan lumpur pada permukaan logam. Zat-zat pengotor tersebut bisa menyebabkan reaksi reduksi tambahan yang membuat lebih banyak atom logam pada logam tersebut yang teroksidasi. Contohnya, tumpukan debu karbon hasil pembakaran BBM yang ada pada permukaan logam dapat mempercepat reaksi reduksi oksigen pada logam tersebut dan mempercepat proses korosi. C. Kontak dengan elektrolit Faktor penyebab korosi yang berikutnya ialah keberadaan zat elektrolit. Zat-zat elektrolit yang ada seperti kandungan garam pada air laut dapat menyebabkan reaksi reduksi tambahan yang mempercepat proses korosi. Selain itu, kandungan elektrolit yang terkonsentrasi dalam jumlah besar dapat menaikkan laju aliran elektron yang juga bisa mempercepat proses korosi logam tersebut. D. Temperatur Temperatur udara juga bisa menjadi penyebab korosi pada logam. Semakin tingginya temperatur, maka korosi akan semakin cepat terjadi. Semakin tingginya temperatur maka energi kinetik partikel pada besi semakin meningkat yang menimbulkan tumbukan yang efektif pada reaksi redoks dan memperbesar reaksi tersebut. Semakin besarnya reaksi redoks maka proses korosi pada logam tersebut akan semakin cepat. Kamu bisa mengamati korosi yang terjadi karena suhu atau temperatur dengan melihat perkakas atau mesin yang menimbulkan panas akibat gesekan selama pemakaiannya seperti cutting tools, ataupun mesin yang terkena panas secara langsung seperti mesin kendaraan bermotor. E. Kadar pH Selain kandungan elektrolit, kadar pH dapat mempercepat korosi pada logam. Kondisi asam yakni ketika kandungan pH < 7 akan mempercepat korosi karena dapat menimbulkan reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode. Hal ini menyebabkan lebih banyak atom yang teroksidasi dan dapat menjadi penyebab korosi pada logam. F. Metalurgi Faktor metalurgi juga bisa menjadi salah satu penyebab korosi pada logam. Tingkat kemurnian logam yang rendah mengindikasikan adanya banya atom unsur lain yang terkandung di dalam logam tersebut. Hal ini memicu terjadinya efek Galvanic Coupling, yaitu timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam tersebut karena adanya perbedaan atom-atom dari unsur yang berbeda. Efek ini bisa memicu terjadinya korosi karena dapat meningkatkan reaksi iksidasi pada daerah anode pada logam tersebut. Permukaan logam juga bisa mempengaruhi proses korosi. Logam yang memiliki permukaan yang lebih kasar dapat lebih mudah terkena korosi. Permukaan yang kasar tersebut dapat menimbulkan beda potensial dan cenderung menjadi anode yang terkorosi. G. Mikroba Faktor penyebab korosi yang berikutnya adalah adanya mikroba pada permukaan logam. Terdapatnya koloni mikroba pada permukaan suatu logam bisa menybabkan kondisi material logam menjadi menurun karena adanya reaksi redoks. Reaksi redoks ini terjadi karena mikroba mengambil energi yang penting bagi keberlangsungan hidupnya. Ada berbagai macam mikroba yang bisa menyebabkan korosi pada logam, diantaranya adalah protozoa, besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida seperti Thiobacillus thiooxidans, dan Thiobacillus Mencegah KorosiCara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya. Sumber yang terjadi pada logam bisa menyebabkan berbagai masalah. Logam adalah salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Berbagai peralatan atau perlengkapan yang sering digunakan manusia pada kehidupan sehari-hari. Korosi dapat merusak peralatan-peralatan tersebut. Contohnya, apa bila besi pada jembatan berkarat, maka bisa menurunkan kondisi jembatan tersebut dan kalau sampai kondisinya menjadi lebih parah, maka jembatan tersebut bisa menjadi tidak layak digunakan atau bahkan rusak sepenuhnya. Masalahnya, korosi terjadi akibat faktor lingkungan yang terkadang sulit untuk dihindari. Apabila anda menggunakan motor, anda terkadang juga sulit untuk menghindari supaya motor tersebut tidak terkena air, apalagi kalau musim hujan. Begitu juga dengan jembatan. Jembatan yang dibangun di atas sungai atau laut membuat sebagian dari jembatan harus berkontak langsung dengan air yang bisa menyebabkan korosi atau berkarat. Oleh sebab itu, dibutuhkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya proses korosi pada logam tersebut. Pada umumnya korosi terjadi karena adanya kontak langsung antara logam dengan zat-zat yang bisa menyebabkan proses korosi seperti air. Dengan demikian, maka cara terefektif untuk mencegah proses ini terjadi ialah dengan mencegah adanya kontak langsung antara logam dan zat tersebut, yaitu dengan memberikan lapisan pelapis. Melapisi logam dengan lapisan pela[is adalah cara yang efektif dan banyak digunakan untuk mencegah terjadinya proses korosi pada logam. Pada kendaraan bermotor, lapisan cat tidak hanya berguna untuk mempercantik kendaraan tersebut saja, tetapi juga membantu mencegah kontak langsung antara logam pada kendaraan bermotor tersebut dengan zat-zat yang bisa menyebabkan korosi seperti air hujan. Lapisan cat juga digunakan untuk mencegah korosi di jembatan dan kapal. Sementara itu, lapisan oli pada mesin kendaraan bermotor ataupun mesin lainnya juga bisa membantu melindungi logam dari proses korosi. Selain itu, melapisi logam dengan menggunakan lapisan plastik juga biasa digunakan untuk mencegah korosi pada peralatan dapur seperti rak pengering.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Logamlogam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V akan sulit mengalami korosi, sebab dengan potensial tersebut akan menghasilkan E o reaksi < 0 (negatif) ketika kontak dengan oksigen di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas mempunyai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.
Ya, selama logam tersebut bisa mengalami redoks, maka logam tersebut dapat membantu; pengertian korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak jika suatu logam mengalami kerusakan, pengurangan kualitas akibat perubahan lingkungan sudah disebut korositetapi korosi yang paling lazim kita temukan yaitu korosi pada besiFe, atau yang sering kita sebut pengkaratan
Sifatfisika adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa fisika seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat adalah sebagai berikut: Titik lebur, Kepadatan, Daya hantar panas, dan daya hantar listrik, kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa korosi. c. Kilatan merupakan sinar suatu mineral
RG Squad tahu nggak, pengertian korosi secara umum adalah rusaknya benda-benda logam yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Proses korosi dapat dijelaskan secara elektrokimia lho, misalnya pada proses perkaratan besi yang membentuk oksida besi. Secara elektrokimia, proses perkaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya logam besi oleh oksigen yang berasal dari udara. Korosi pada besi terjadi karena kontak dengan air. Pada besi tersebut ada yang menjadi anode dan ada yang menjadi katode. Sumber Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang mudah mengalami korosi. Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V akan sulit mengalami korosi, sebab dengan potensial tersebut akan menghasilkan Eoreaksi < 0 negatif ketika kontak dengan oksigen di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas mempunyai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi. Faktor penyebab korosi / yang mempercepat korosi 1. Air dan kelembaban udara Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. 2. Elektrolit Elektrolit asam atau garam merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama. 3. Permukaan logam yang tidak rata Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk. 4. Terbentuknya sel elektrokimia Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat. Sekarang RG Squad sudah tahu kan pengertian korosi dan bagaimana proses pembentukannya. Nah, sekarang kita belajar tentang cara pencegahan korosi pada logam. Masih mau belajar materi kimia sambil seru-seruan? Yuk, kita belajar bersama di ruangbelajar.
Korosiatau secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Penyelidikan tentang sistim elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel-partikel
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan sering menjumpai logam. Logam yang berumur lama akan identik dengan perkaratan. Istilah lain dalam perkaratan adalah adalah korosi. Proses korosi terjadi hampir pada semua material terutama logam. Korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakain dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya. Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Untuk itu kita harus mengetahui lebih lanjut tentang korosi. Baik itu pengertian, faktor-faktor yang menyebabkan sampai pada cara pencegahannya. Pengertian Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya Roberge, 1999. Definisi lainnya adalah korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam Gunaltun, 2003. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Jenis-Jenis Korosi Jenis kerusakan yang terjadi tidak hanya tergantung pada jenis logam, keadaan fisik logam dan keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung pada lingkungannya. Ditinjau dari bentuk produk atau prosesnya, menurut Setyowati tahun 2008 korosi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, di antaranya Korosi merata uniform corrosion Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan preventive maintenance. Korosi celah crevice corrosion Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen O2 di dalam celah habis, sedangkan oksigen O2 diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. Korosi galvani galvanic corrosion Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi. Korosi selektif selective leaching Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa. Korosi antar kristal intergranular corrosion Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 – 815oC karbida krom Cr23C6 akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut. Korosi Retak Tegang stress corrosion cracking Korosi retak tegang stress corrosion cracking, korosi retak fatik corrosionfatique cracking dan korosi akibat pengaruh hidogen corrosion inducedhydrogen adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibatpengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan. Korosi erosi Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi erosi juga dapat terjadi karena efek-efek mekanik yang terjadi pada permukaan logam, misalnya pengausan, abrasi dan gesekan. Logam yang mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian-bagian yang kasar dan tajam Korosi lelah Merupakan kegagalan logam akibat aksi gabungan beban dinamik dan lingkungan korosif. Pitting corrosion Korosi sumuran pitting corrosion, korosi ini terjadi akibat adanya sistem anoda pada logam, dimana daerah tersebut terdapat konsentrasi ion Cl– yang tinggi. Korosi jenis ini sangat berbahaya karena pada bagian permukaan hanya lubang kecil, sedangkan pada bagian dalamnya terjadi proses korosi membentuk “sumur” yang tidak tampak. Mekanisme korosi ini dapat dijelaskan dari Gambar dibawah ini. Karena suatu pengaruh fisik maupun metalurgis adanya presipitasi karbida maupun inklusi maka pada permukaan logam terdapat daerah yang terkorosi lebih cepat dibandingkan lainnya. Kondisi ini menimbulkan pit yang kecil, pelarutan logam yang cepat terjadi dalam pit, saat reduksi oksigen terjadi pada permukaan yang rata. Pelarutan logam yang cepat akan mengakibatkan pindahnya ion Cl–. Kemudian didalam pit terjadi proses hidrolisis seperti pada Crevice Corrosion yang menghasilkan ion H+ dan Cl–. Kedua jenis ion ini secara bersama-sama mempercepat terjadinya pelarutan logam sehingga mempercepat terjadinya korosi. Penyebab Terjadinya Korosi Korosi yang tetrjadi pada baja baja pondasi bangunan bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut Uap air Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air lembab akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. Oksigen Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi terjadi apabila ada oksigen O2 dan air H2O. Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon C, atom logam besi Fe bertindak sebagai anoda dan atom C sebagai katoda. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut. Larutan Garam Elektrolit asam atau garam merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama. Permukaan logam Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode. Keberadaan zat pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat. Kontak dengan elektrolit Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat. Temperatur Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung seperti mesin kendaraan bermotor. Tingkat keasaman pH Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu 2H+aq + 2e- → H2 Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar. Permukaan logam Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang logam yang kasar cenderung mengalami korosi. Efek galvanic coupling Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode. Mikroba Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Proses terjadinya korosi roses perkaratan korosi adalah reaksi elektrokimia redoks. Pada permukaan besi Fe bisa terbentuk bagian anoda dan katoda yang disebabkan oleh dua hal Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada permukaan besi Tetesan air pada permukaan besi mengandung perbedaan konsentrasi oksigen terlarut. Pada bagian pinggir mengandung lebih oksigen terlarut, sehingga di bagian ini bertindak sebagai katoda reaksi reduksi. Pada bagian tengah tetesan oksigen terlarut relatif sedikit sehingga bagian ini bertindak sebagai anoda reaksi oksidasi. Fe → Fe2+ + 2e- Ion Fe2+ bergerak ke katoda dan teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ / besi III dalam senyawa besi III oksida terhidrat. Dengan adanya garam oksida asam atau zat elektrolit akan mempercepat reaksi perkaratan. Tercampur besi oleh karbon atau logam lain yang mempunyai E0 reduksi lebih besar dari besi Karena E0 reduksi besi lebih kecil dari logam tersebut, maka besi akan teroksidasi anoda, hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi atau menghasilkan karatan besi. Secara keseluruhan perkaratan besi adalah sebagai berikut Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni oksida-kosida berikut akan terjadi Fe + ½ O2 + 2H+ → Fe2+ + H2O Reaksi setengah redoksnya Katode ½ O2 + 2H+ + 2e- → H2O E0= + 1,23 volt Anode Fe →Fe2+ + 2e- E0= + 0,44 volt Fe + ½ O2 + 2H+ → Fe2+ + H2O E0=+1,67 volt Reaksi di atas berlangsung spontan Besi II itu seterusnya dioksidasi oleh oksigen membentuk karat besi atau oksida besi III terhidrasi. Reaksinya Katode ½ O2 + 2H+ + 2e- → H2O E0= + 1,23 volt Anode 2Fe2+ → 2Fe3+ + 2e- E0= – 0,77 volt Reaksi sel 2Fe2+ +½ O2 + 2H+ → 2Fe3+ + H2O E0= + 0,46 volt Reaksi tersebut merupakan reaksi spontan, selanjutnya 2Fe3+ + x+3 H2O → H2O + 6 H+ H2O inilah yang disebut sebagai karat besi dan ion H+ yang dihasilkandapat mempercepat reaksi korosi selanjutnya. Ion Fe di dalam akan teroksidasi lagi membentuk Fe2+ atau Fe3+ . Sedangkan ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang ada di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari reaksi air hujan dan dengan gas-gas pencemar SOx, NOx yang dikenal dengan hujan asam. Selanjutnya oleh oksigen di udara besi II di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk Zat ini dapat bertindak sebagai autokatalis pada proses perkaratan, yaitu karat yang dapat mempercepat proses perkaratan berikutnya. Pada umumnya logam-logam yang mempunyai potensial elektroda negatif lebih mudah mengalami korosi. Logam mulia, logam yang mempunyai potensial elektroda positif, sukar mengalami korosi. Kedudukan logam dalam deret potensial bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan korosi. Faktor lain yang turut juga menentukan ialah lapisan pada permukaan logam. Alumunium dan seng mudah dioksidasi dalam udara, akan tetapi lapisan tipis dari oksida yang terbentuk pada permukaan melindungi bagian bawahnya terhadap korosi selanjutnya. Kedua logam ini, alumunium dan seng mengalami oksidasi yang kurang sempurna di udara jika dibandingkan dengan besi yang kurang aktif. Karat yang terbentuk di permukaan besi merupakan lapisan tipis yang berpori sehingga bagian bawahnya mudah mengalami korosi. Dampak Dari Terjadinya Korosi Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material khususnya logam dan paduannya atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron anoda dan lingkungannya sebagai penerima elektron katoda. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah Adanya kerugian teknis dan depresiasi menurunnya efisiensi menurunnya kekuatan konstruksi Apperance yang buruk karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance selain menimbulkan kerugian korosi juga menguntungkan diantaranya adalah adanya pabrik cat coating, adanya pekerjaan cathodic protection. Untuk memilih material agar dampak negatif dari korosi dapat dikurangi dijelaskan sebagai berikut Ketahanan korosi, yang dimaksud disini adalah tingkat kemungkinan bertahannya material di lingkungan yang korosif Availibility, faktor ketersediaan. Material dengan jumlah ketersediaan yang terbatas akan menimbulkan kesulitan dalam hal kapasitas produksi Cost, Dalam memilih material diusahakan agar biaya material bisa ditekan sekecil mungkin Strength, Apabila kekuatan material tidak bisa dipenuhi maka material yang telah dipilih tidak dapat dipakai Appearance, sifat material akan bertambah signifikan jika dipergunakan untuk memproduksi barang – barang yang bersifat eksotis Producibilitas, perlu dianalisa bisa tidaknya dibuat sesuai fungsi barang yang akan dibuat. Bakteri Penyebab Korosi Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu Bakteri reduksi sulfat Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam. Bakteri besi mangan oksida Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle gundukan Hemispherikal berlainan di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang. Cara pencegahan terjadinya korosi Korosi menimbulkan banyak kerugian Karena menguraikan umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat stainless steel.akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Kita ketahui bahwa korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui pula bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut. Mengecat Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. Melumuri dengan oli dan gemuk Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air. Dibalut denagn plastik Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan pelastik. Pelastik mencegah kontak besi dengan udara dan air. Tin plating pelapisan dengan timah Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen udara dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh tanpa cacat. Apabila lapisan timah ada yang rusak,misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negativ dari pada timah EO Fe = -0,44 volt; E0 Sn = -0,14 volt. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Denagan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur. Cromium plating pelapisan dengan kromium Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium platingjuga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak. Zink Plating Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat pasivasi sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi galvanisir, tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya Zns → Zn2+aq + 2e– Eo = –0,44 V Fes → Fe2+g + 2e– Eo = –0,76 V Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal tanpa seng. Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi. Proteksi katodik Proteksi katonik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi akan terkorosi Anode 2Mgs → 2Mg2+aq + 4e– Katode O2g + 2H2Ol + 4e– → 4OH–aq Reaksi 2Mgs + O2g + 2H2O → 2MgOH2s Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya. Penambahan Inhibitor Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil ukuran ppm guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi. Inhibitor anodic Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat. Inhibitor katodik Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen oxygen scavenger atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit. Inhibitor campuran Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat. Inhibitor teradsorpsi Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses perubahan / reaksi kimia yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif elektroda negatif, anoda, sementara bagian yang lain sebagai kutub positif elektroda positif, katoda. Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Demikianlah pembahasan mengenai 11 Penyebab Korosi Pengertian, Jenis, Proses, Dampak, Bakteri dan Pencegahan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂 Baca Juga Penjelasan Korosi Beserta Penyebab Dan Pencegahannya Penjelasan Sifat Stainless Steel Beserta Kegunaannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari Pengertian Unsur, Senyawa Dan Campuran Beserta Contohnya Lengkap 5 Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kimia
MencegahKorosi Pada Media Las Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa – senyawa yang tidak di kehendaki. Dala bahasa sehari – hari korosi di sebut sebagai pengkaratan. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi
Apabila kita kembali pada pengertian dasar dari korosi maka korosi adalah sebuah efek yang merusak yang terjadi pada sebuah material dikarenakan material tersebut bereaksi dengan lingkungannya, sehingga sifat dasar material dan kondisi lingkungan dimana material tersebut berada menjadi sebuah parameter utama sejauh mana proses korosi dapat merusak material tersebut. Lebih spesifik mari kita berbicara mengenai material logam. saat sebuah logam dihadapkan pada sebuah kondisi lingkungan tertentu maka logam tersebut akan berperilaku seperti salah satu sifat pada tiga sifat logam berikut ini. Taken from Corrosion Understanding the basic I. Sifat Logam Yang Kebal Immune Pada sifat pertama ini logam akan kebal atau sama sekali tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungannya, logam yang dapat menggambarkan sifat ini biasa disebut sebagai logam mulia, seperti emas,perak dan platina. Kombinasi antara lingkungan dan logam yang disebut di atas akan menghasilkan sebuah sifat yang kebal bagi logam tersebut. Tidak akan terjadi sebuah proses reaksi kimia pada logam tersebut atau tidak akan terjadi proses korosi pada logam tersebut, apabila logam tersebut ditimbang sebelum dimasukkan dalam sebuah kondisi lingkungan tertentu kemudian ditimbang lagi setelah beberapa waktu maka berat dari logam tersebut tidak berkurang sama sekali. Sifat kebal ini terjadi karena jenis logam sudah sangat stabil secara termodinamika pada sebuah kondisi lingkungan tertentu sehingga proses korosi tidak bisa terjadi secara spontan. II. Sifat Aktif atau Reaktif Pada sifat kedua ini logam akan sangat mudah bereaksi dengan lingkungannya atau dengan kata lain logam dengan sangat mudah terkorosi saat logam tersebut ditenggelamkan pada sebuah lingkungan cair tertentu misalnya, dan apabila diteliti lebih jauh maka dapat diketahui bahwa logam tersebut terlarut dalam air dan berubah bentuk menjadi ion terlarut dan lebih jauh lagi ion terlarut tersebut akan bertransformasi menjadi produk korosi yang tidak protektif terhadap logam. Proses korosi pada logam ini akan terus berlanjut dikarenakan produk korosi yang terbentuk tidak mampu mencegah proses korosi berlangsung lebih jauh. Karakter reaktif logam ini dapat digambarkan dengan hilangnya sebagian besar berat logam setelah dihadapkan pada sebuah kondisi lingkungan tertentu, jika kita menimbang berat logam sebelum dan sesudah logam tersebut bereaksi dengan lingkungannya. III. Sifat Pasif Passive Pada sifat ketiga ini maka kita akan menemukan bahwa sebenarnya proses korosi terjadi sama seperti pada sifat reaktif akan tetapi pada sebuah fase tertentu kita akan menemukan bahwa logam tersebut akan bersifat pasif terhadap lingkungannya. Dengan kata lain memang logam tersebut terkorosi sehingga logam tersebut terlarut dalam air dan berubah menjadi ion terlarut akan tetapi lebih jauh ion terlarut tersebut akan berubah menjadi sebuah lapisan film produk korosi yang sangat tipis ,Yang justru akan melindungi logam dari proses korosi lebih jauh. Lapisan film produk korosi ini juga disebut lapisan pasif film protective passive layer, dimana lapisan ini akan mengurangi laju korosi logam pada level yang rendah bahkan pada level yang sangat rendah jika lapisan film dapat terbentuk dengan baik. Bagus tidaknya sebuah pasif film ini bertahan terhadap proses korosi sangat bergantung pada integritas lapisan pasif film tersebut. Dan sebaliknya apabila lapisan film tersebut rusak maka logam dapat kembali mengalami proses korosi atau kembali pada fase reaktif. Beberapa contoh logam yang memiliki sifat pasif adalah besi, krom, titanium, nikel dan beberapa logam campuran yang terdiri dari logam dasar yang disebutkan diatas seperti stainless steel atau carbon steel. Sifat manakah yang diharapkan akan terjadi pada logam, pada sudut pandang pencegahan laju korosi tentu yang diharapkan adalah sifat kebal immune dan sifat passive. Akan tetapi sifat kebal pada logam sangat membutuhkan biaya yang sangat besar dikarenakan material yang ada didalamnya merupakan material yang mahal dan terbatas. Sifat passive menjadi pilihan yang masuk akal dalam teknik pencegahan korosi sehingga ada beberapa teknik "passive treatment" yang rumuskan dalam dunia pencegahan korosi pada logam.
LatarBelakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan pada anoda dan pe Latar Belakang Pengaruh Waktu Terhadap Laju Korosi Logam Fe dan Cr Pada Baja SS 316 Dalam Medium HCl 3M Dengan Inhibitor Ekstrak Metanol Daun Kopi .
Hai Quipperian, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat, ya! Pernahkah kamu pergi ke bengkel? Jika kamu pernah masuk ke dalam bengkel, pasti kamu akan melihat tumpukan besi yang sudah tidak terpakai dan biasanya berwarna kecokelatan. Saat kamu pegang, pasti bagian besi yang berwarna kecokelatan akan menempel di tanganmu. Seperti Quipperian ketahui warna dasar besi adalah abu-abu mengilap. Lalu, mengapa warnanya bisa berubah menjadi kecokelatan? Itu karena besi telah mengalami korosi. Apa itu korosi? Temukan jawabannya di pembahasan Quipper Blog kali ini. Pengertian Korosi Apakah kamu pernah mendengar istilah karat atau perkaratan pada besi? Nah, perkaratan yang terjadi pada unsur logam seperti besi disebut juga korosi. Apa itu korosi? Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi mekanis logam tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara terus menerus. Terbentuknya Korosi Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses terjadinya reaksi redoks reduksi oksidasi secara spontan. Contohnya, korosi pada besi akan membentuk oksida besi Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan akan membentuk korosi. Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Faktor-faktor yang Mempercepat Korosi Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. 1. Air dan kelembapan udara Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi. Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami korosi. Jika logam berada di daerah yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun, proses terjadinya korosi akan berjalan lebih lambat. Oleh karena itu, simpanlah besi-besi di rumahmu di tempat yang kering dan tidak lembap agar besi tidak mudah berkarat. 2. Elektrolit Jika mendengar istilah elektrolit, apa yang kamu pikirkan? Jangan-jangan, kamu kepikiran salah satu produk minuman, be 100%. Hehe. Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi media pemercepat korosi. Tak heran jika besi-besi yang ada di lingkungan pabrik lebih cepat mengalami korosi karena terkena paparan senyawa asam. 3. Permukaan logam yang tidak rata Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam yang permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada yang berperan sebagai anoda dan katoda. Jika kamu memiliki logam di rumah, jangan lupa untuk selalu membersihkannya dan sesekali kondisikan agar logam bisa tetap licin. Dengan begitu, logam tidak akan mudah mengalami korosi. 4. Terbentuknya sel elektrokimia Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia, logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi inilah penyebab utama korosi. Pencegahan Korosi Mungkin kamu sempat bertanya-tanya, bagaimana cara agar besi atau logam tidak mudah korosi? Mengingat, banyak peralatan di sekitar rumah menggunakan besi atau logam, contohnya pintu gerbang. Well, kamu tidak perlu khawatir, inilah cara mencegah agar besi atau logam tidak mudah korosi. Usahakan logam tidak mengalami kontak langsung dengan udara luar. Bagaimana caranya? Dengan membuat lingkungan di sekitar logam bebas oksigen, yaitu mengalirkan gas karbondioksida. Jika cara pada poin 1 terbilang susah, masih ada nih cara lain, yaitu dengan melakukan pengecatan. Melalui pengecatan, permukaan logam tidak akan bersinggungan langsung dengan udara luar yang mengandung oksigen dan uap air. Dengan demikian, logam tidak akan mudah mengalami korosi. Menggunakan elektroplating, yaitu melapisi permukaan logam secara elektrokimia. Permukaan logam yang akan dilapisi berperan sebagai katoda, sedangkan pelapisnya—dalam hal ini logam lain—berperan sebagai anoda. Contoh elektroplating ini bisa kamu lihat di badan mobil. Sebenarnya, badan mobil itu terbuat dari besi atau baja. Pernahkah kamu lihat badan mobil berkarat? Tentu tidak ya. Hal itu karena badan mobil sudah dilapisi dengan logam lain, yaitu krom, sehingga terlihat lebih indah dan mengilap. Pengorbanan anoda atau perlindungan katoda, yaitu cara untuk mencegah korosi dengan cara mencegah terbentuknya sel elektrokimia. Perlindungan katoda atau pengorbanan anoda dilakukan dengan cara menyambungkan logam yang akan dilapisi dengan logam yang memiliki potensial elektroda lebih kecil. Logam dengan potensial elektroda lebih kecil berperan sebagai anoda yang nantinya akan mengalami reaksi oksidasi logam yang akan terkorosi. Selama logam pelapis atau anodanya masih ada, logam yang dilapisi katoda tidak akan mengalami korosi. Itulah mengapa reaksi ini disebut pengorbanan anoda atau perlindungan katoda. Membuat paduan alloy dengan cara mencampurkan besi dengan logam lain yang tahan korosi seperti nikel atau krom. Campuran ini dikenal sebagai baja stainless. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang korosi. Ternyata, korosi itu proses alamiah yang masih bisa kamu cegah proses pembentukkannya. Sudah jelas kan jika belajar Kimia itu sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tanpa pengetahuan seperti ini, mungkin sudah banyak logam-logam yang seharusnya bermanfaat justru harus rusak akibat korosi. Oleh sebab itu, jangan bosan-bosan belajar Kimia, karena Kimia itu mudah. Agar lebih mudah lagi belajarnya, kamu bisa gabung bersama Quipper Video. Buruan subscribe, ya! Penulis Eka Viandari
perkaratan Kecenderungan suatu logam dalam mengalami oksidasi bergantung dari besar kecil nilai potensial reduksi logam tersebut. Semakin kecil potensial reduksi logam, maka semakin mudah logam mengalami oksidasi atau semakin reaktif. Jawab : B 2. Faktor-faktor penyebab terjadinya korosi adalah: - Gas oksigen - Air - Zat asam - Zat elektrolit
Korosi adalah adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia antara material dengan sekitarnya/lingkungannya. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi dan membentuk oksidanya, sedangkan oksigen udara mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Contoh korosi yang paling umum adalah perkaratan besi. Rumus kimia karat besi adalah , suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Dari pilihan jawaban di atas, yang paling sesuai adalah B. Pada pilihan B dijelaskan bahwa logam yang mengalami korosi adalah logam yang mengalami reaksi oksidasi dan membentuk oksidanya. Jadi, pilihan jawaban yang benar adalah B.
. vmqed77mp9.pages.dev/55vmqed77mp9.pages.dev/34vmqed77mp9.pages.dev/195vmqed77mp9.pages.dev/388vmqed77mp9.pages.dev/342vmqed77mp9.pages.dev/19vmqed77mp9.pages.dev/123vmqed77mp9.pages.dev/296vmqed77mp9.pages.dev/122
apabila suatu logam mengalami korosi logam tersebut